Donald Trump Lakukan Tur Mewah ke Timur Tengah, Ini 4 Sorotan Pentingnya

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuri perhatian lewat lawatan singkatnya ke kawasan Timur Tengah. Dalam kunjungan selama empat hari, Trump menyambangi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA), membawa misi memperkuat kerja sama ekonomi, militer, dan diplomasi kawasan.

Berikut empat poin penting dari kunjungan mewah Trump yang penuh simbol politik dan bisnis, melansir CNN International, Sabtu (17/5/2025):

1. Paket Kerja Sama Jumbo dengan Tiga Negara

Di Riyadh, Trump disambut Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dan langsung meneken sejumlah kesepakatan strategis senilai US$600 miliar. Kesepakatan ini mencakup penjualan senjata besar-besaran senilai US$142 miliar, kolaborasi energi, hingga kemitraan antariksa antara NASA dan badan luar angkasa Arab Saudi.

Menariknya, Trump juga bertemu Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, dan menyuarakan rencana pencabutan sanksi terhadap Suriah pasca lengsernya Bashar al-Assad — sebuah gebrakan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 25 tahun terakhir.

Di Qatar, Trump mengumumkan kerja sama dengan Boeing senilai US$96 miliar serta proyek pertahanan dengan Raytheon dan General Atomics. Ia bahkan memunculkan ide kontroversial menjadikan Gaza sebagai “zona kebebasan” dan menyatakan kesiapan membuka dialog nuklir dengan Iran — asalkan Teheran menghentikan aktivitas pengayaan uranium dan sokongan terhadap kelompok bersenjata.

Sementara di Abu Dhabi, Trump menghadiri forum bisnis, menerima penghargaan Order of Zayed, dan mengunjungi kompleks toleransi beragama Abrahamic Family House. Ia juga mengumumkan pembangunan pusat data AI raksasa di Abu Dhabi melalui kemitraan dengan perusahaan G42.

2. Dukungan Mengejutkan dari Beberapa Politikus Demokrat

Langkah Trump mencairkan ketegangan dengan Suriah ternyata mendapat sambutan positif dari sejumlah tokoh Partai Demokrat. Leon Panetta, serta anggota Kongres Jim Himes dan Senator Chris Murphy, menyebut keputusan itu sebagai terobosan diplomatik yang bisa membantu stabilisasi kawasan.

Meski mengkritik rencana Trump menerima pesawat pribadi dari Qatar dan dugaan perluasan bisnis pribadinya, beberapa mantan pejabat pemerintahan Biden diam-diam mengakui bahwa secara strategis, kunjungan ini cukup sukses di ranah kebijakan luar negeri.

3. Perjalanan Tanpa Melania, Keluarga Tak Lagi Jadi Pusat Sorotan

Berbeda dengan kunjungan tahun 2017, kali ini Trump melakukan perjalanan solo — tanpa didampingi sang istri Melania Trump maupun anak-anaknya. Figur seperti Ivanka Trump dan Jared Kushner, yang dulunya tampil aktif, kini memilih tidak ikut serta.

Namun Kushner tetap disebut ikut memberikan masukan strategis menjelang lawatan, terutama terkait isu-isu kawasan Teluk.

4. Kemegahan Setiap Pemberhentian: Dari Karpet Ungu hingga Burj Khalifa

Trump dikenal sebagai sosok yang paham panggung internasional — dan kunjungannya kali ini sarat kemewahan. Di Arab Saudi, ia disambut karpet ungu kerajaan lengkap dengan terompet dan 21 kali dentuman meriam. Di Qatar, iring-iringan kendaraan kepresidenan dikawal Tesla Cybertruck merah, unta hias, dan parade kuda Arab.

Abu Dhabi tak kalah megah: genderang, tarian tradisional wanita Teluk, hingga anak-anak melambaikan bendera menyambut kedatangannya. Gedung pencakar langit Burj Khalifa bahkan memancarkan cahaya bendera Amerika Serikat. Pengawalan udara dengan jet tempur pun turut mengiringi pergerakan Trump di tiap negara.

Kedekatan personal Trump dengan para pemimpin kawasan ini dinilai sebagai alasan mengapa penyambutan mereka begitu luar biasa — kontras dengan hubungan dingin Trump terhadap beberapa sekutu Eropa atau pemimpin seperti Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang pernah mengalami pertemuan menegangkan di Gedung Putih.

Komentar