Fenomena Baru di China: ‘Anak Dengan Ekor Busuk’ Gambaran Krisis Tenaga Kerja Muda

Anak Dengan Ekor Busuk Sebuah Istilah Baru

Ketidakpastian ini melahirkan istilah baru di China, yaitu “anak dengan ekor busuk” untuk menggambarkan para sarjana muda yang terpaksa bekerja dengan gaji rendah dan bergantung pada orang tua karena kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai pendidikan mereka. Istilah ini terinspirasi dari proyek perumahan “gedung ekor busuk,” yang menggambarkan beban ekonomi yang meningkat sejak 2021.

Eli Friedman, Profesor Global Labor and Work di Cornell University, mengungkapkan bahwa fenomena ini juga mencerminkan perubahan sikap generasi muda terhadap pekerjaan. Tidak seperti generasi sebelumnya, banyak sarjana muda kini lebih memilih untuk tidak menerima pekerjaan dengan kualitas rendah atau tidak stabil, meskipun menghadapi tekanan ekonomi.

“Sarjana muda saat ini enggan mengambil pekerjaan di sektor informal atau memulai bisnis kecil. Budaya ini telah berubah, dan banyak yang tidak lagi melihat itu sebagai pilihan,” ujar Friedman.

Tantangan Ekonomi dan Psikologis

Pergeseran sikap ini telah memunculkan fenomena “merunduk” atau tangping, di mana banyak pemuda memilih untuk mundur dari persaingan kerja yang semakin ketat. Banyak dari mereka merasa kecewa dengan sistem pengembangan karir yang tradisional, dan memilih untuk tidak menerima pekerjaan apa pun hanya demi bertahan hidup.

Zhou Yun juga menyoroti dampak psikologis yang mendalam bagi mereka yang mengalami pengangguran jangka panjang. “Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan menciptakan ketidakpastian ekonomi dan merusak martabat serta tujuan hidup. Bagi banyak lulusan, ini menghancurkan keyakinan mereka bahwa pendidikan akan membawa masa depan yang lebih baik,” katanya.

Di tahun ini, China diperkirakan akan mencatatkan angka kelulusan universitas yang terbesar dalam sejarahnya, mencapai 12,22 juta orang, meningkat signifikan dari 9 juta orang pada 2021. Pemerintah China mengakui bahwa mengatasi tantangan lapangan pekerjaan yang semakin mendesak ini menjadi prioritas utama mereka.

Komentar