Harga Sewa Melambung, Bandara Madrid Jadi “Tempat Berlindung” Ratusan Tunawisma

JurnalPatroliNews – Jakarta – Fenomena mengejutkan terjadi di ibu kota Spanyol, Madrid, ketika ratusan orang tanpa tempat tinggal kini menjadikan bandara sebagai tempat bermalam. Lonjakan biaya sewa hunian yang tak terkendali telah memaksa banyak warga untuk mencari perlindungan di sudut-sudut Terminal Bandara Internasional Madrid.

Laporan dari Associated Press menyebutkan bahwa jumlah tunawisma yang tidur di dalam area bandara terus meningkat, mencerminkan betapa gentingnya krisis perumahan yang kini mendera kota-kota besar di Spanyol, seperti Madrid dan Barcelona.

Tidur di Terminal, Bekerja di Bayangan

Salah satu sosok yang merasakan langsung dampak krisis ini adalah Teresa (nama disamarkan), perempuan 54 tahun yang sudah setengah tahun hidup di Terminal 6 bersama suaminya. Setiap pagi pukul enam, ia meninggalkan bandara untuk mencari penghasilan, sambil membawa harapan akan kehidupan yang lebih layak.

Dulu, ia tinggal di kawasan Leganés dan bekerja sebagai perawat lanjut usia. Kini, dengan hanya mengantongi 400 euro per bulan dari pekerjaan informal, ia menyewa unit penyimpanan kecil untuk menyimpan barang-barangnya, sekaligus menggunakan fasilitas gym untuk mandi.

“Saya tidak pernah menyangka akan hidup seperti ini. Ini bukan kehidupan yang normal, saya hanya berharap semuanya bisa berubah,” ujar Teresa saat jeda dari suara pengumuman penerbangan.

Otoritas Gagal Bertindak, Masalah Kian Mengakar

Meskipun keberadaan ratusan tunawisma di bandara bukan hal baru, hingga kini belum ada intervensi konkret dari pihak berwenang. Tak satu pun dari mereka yang hidup di sana mengaku pernah ditawari tempat penampungan alternatif atau diusir oleh petugas.

Pemerintah kota Madrid menuding pemerintah pusat tidak menunjukkan kepedulian terhadap situasi ini. Dalam beberapa pekan terakhir, munculnya video viral dan liputan media mengenai krisis tunawisma di bandara menambah tekanan publik terhadap otoritas.

Pemerintah kota pun telah meminta keterlibatan dari perusahaan negara AENA yang mengelola bandara, serta kementerian terkait seperti transportasi, kesehatan, dan hak sosial. Namun, menurut juru bicara dewan kota, upaya menginisiasi kelompok kerja bersama justru kandas akibat penolakan dari para pejabat pusat.

“Tanpa keterlibatan mereka, tak ada jalan keluar,” tegas Lucía Martín, perwakilan dari bidang sosial dan kesetaraan kota Madrid.

Fenomena ini menggambarkan kegagalan sistemik dalam menangani krisis perumahan yang makin parah. Sementara para tunawisma terus berharap dan bertahan malam demi malam di lantai bandara, pertanyaan tentang tanggung jawab pemerintah terus menggantung tanpa jawaban.

Komentar