Hizbullah Balas Serangan, Luncurkan Serangan Terbesar ke Israel

JurnalPatroliNews – Israel – Hizbullah telah menembakkan ratusan roket ke Israel, menandai jumlah serangan harian terbesar sejak delapan bulan lalu ketika permusuhan lintas batas dimulai. Serangan ini sebagai balasan atas serangan Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah.

Sejak perang Gaza meletus pada bulan Oktober, Hizbullah yang didukung Iran dan Israel saling bertukar tembakan. Intensitas permusuhan terus meningkat, menimbulkan kekhawatiran akan konflik berskala lebih besar antara kedua musuh bersenjata lengkap ini.

Serangan udara Israel di desa Jouaiyya, Lebanon selatan pada Selasa malam (11/6/2024), menewaskan tiga pejuang Hizbullah bersama komandan senior mereka, Taleb Abdallah, yang dikenal juga sebagai Abu Taleb.

Menurut salah satu sumber, Abdallah adalah komandan tertinggi Hizbullah yang tewas dalam delapan bulan terakhir. Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan dan membunuhnya bersama tiga pejuang lainnya dalam serangan di pusat komando Hizbullah.

Sumber di Lebanon menyebut Abdallah sebagai komandan Hizbullah untuk wilayah tengah di sepanjang perbatasan selatan. Hizbullah menyatakan telah melancarkan setidaknya 17 operasi terhadap Israel pada Rabu (12/6/2024), termasuk delapan operasi sebagai balasan atas “pembunuhan” di Jouaiyya.

Salah satu serangan mencakup penembakan peluru kendali ke pabrik militer Israel. Hizbullah juga mengklaim telah menyerang markas militer Israel di Ein Zeitim dan Ami’ad, serta stasiun pengawasan udara di Meron.

Sumber keamanan menginformasikan bahwa Hizbullah menembakkan sekitar 250 roket ke Israel pada Rabu, jumlah terbanyak dalam satu hari sepanjang konflik ini. Lebih dari 100 roket diluncurkan secara bersamaan, menjadikannya salah satu serangan terbesar sejak permusuhan dimulai pada bulan Oktober.

Dalam prosesi pemakaman Abdallah di pinggiran selatan Beirut, pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine menyatakan kelompoknya akan meningkatkan intensitas, kekuatan, dan kuantitas operasinya terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan Abdallah.

“Jika musuh berteriak dan mengeluh tentang apa yang terjadi di Palestina utara, biarkan mereka bersiap untuk menangis dan meratap,” kata Safieddine, dikutip dari Reuters.

Komentar