JurnalPatroliNews – Jakarta – Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan pada hari Sabtu bahwa kapal penjaga pantai terbesar Tiongkok telah berlabuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila di Laut Cina Selatan, dan dimaksudkan untuk mengintimidasi negara tetangganya yang lebih kecil di Asia.
Kapal penjaga pantai Tiongkok yang memiliki panjang 165 meter ini memasuki ZEE Manila yang berjarak 200 mil laut pada 2 Juli, kata juru bicara PCG Jay Tarriela dalam sebuah konferensi pers. PCG memperingatkan kapal tersebut bahwa mereka berada di wilayah ZEE Filipina dan menanyakan maksud mereka.
“Ini adalah bentuk intimidasi dari Penjaga Pantai Tiongkok,” kata Tarriela, seperti dilansir dari Reuters pada Minggu (7/7/2024). “Kami tidak akan mundur dan tidak akan terintimidasi.”
Kedutaan Besar Tiongkok di Manila dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Informasi kontak dari penjaga pantai Tiongkok juga tidak tersedia untuk umum.
Kapal Tiongkok tersebut, yang juga mengerahkan perahu-perahu kecil, berlabuh pada jarak 800 yard dari kapal PCG, menurut Tarriela. Pada bulan Mei, PCG mengerahkan sebuah kapal ke perairan dangkal Sabina untuk mencegah reklamasi kecil yang dilakukan oleh Tiongkok, yang menyangkal tuduhan tersebut.
Tiongkok telah melakukan reklamasi lahan secara besar-besaran di beberapa pulau di Laut Cina Selatan dan membangun fasilitas militer, yang menimbulkan kekhawatiran di Washington dan negara-negara sekitarnya.
Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, jalur utama perdagangan kapal tahunan senilai $3 triliun, sebagai wilayahnya. Beijing menolak keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa klaim maritim mereka tidak memiliki dasar hukum.
Setelah dialog tingkat tinggi, Filipina dan Tiongkok sepakat pada hari Selasa tentang pentingnya “memulihkan kepercayaan” dan “membangun kembali kepercayaan” untuk mengelola sengketa maritim dengan lebih baik.
Filipina telah menolak tawaran dari Amerika Serikat, sekutu perjanjiannya, untuk membantu operasi di Laut Cina Selatan, meskipun ada perselisihan dengan Tiongkok mengenai rute misi pasokan ke pasukan Filipina di wilayah perairan dangkal yang diperebutkan.
Komentar