Iran dan Israel Terlibat Serangan Timbal Balik, Timur Tengah di Ambang Krisis Regional

Nour Odeh, koresponden Al Jazeera yang meliput dari Yordania, mengamati adanya pergeseran strategi dari pihak Israel. “Target mereka kini bukan hanya instalasi militer, tetapi juga infrastruktur sipil dan ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, upaya diplomasi global tampak terhambat. Putaran terbaru pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat yang sedianya digelar di Oman mendadak dibatalkan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa perundingan tak bisa dilanjutkan selama Israel masih terus melancarkan serangan militer.

Dari sisi internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran, menyatakan bahwa “konsekuensi lebih besar” akan datang jika serangan berlanjut. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan penghentian operasi militer secepatnya, meskipun tetap membuka ruang untuk dialog diplomatik.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyoroti Israel sebagai pemicu utama ketegangan saat ini. Dalam pertemuan telepon dengan para pemimpin kawasan, termasuk Putra Mahkota Arab Saudi dan Presiden Iran, Erdogan menyebut Netanyahu bertindak demi kepentingan politik dalam negeri dengan “memicu api konflik di seluruh kawasan.”

“Penyelesaian damai hanya mungkin dicapai melalui meja perundingan,” tegas Erdogan, sambil mengingatkan bahwa kelanjutan konflik bisa memicu eksodus pengungsi dalam jumlah besar ke berbagai negara tetangga.

Komentar