JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Israel tengah mencoba merekrut sekitar 30.000 pencari suaka asal Afrika untuk bergabung dengan angkatan bersenjatanya. Sebagai imbalan atas kontribusi mereka dalam upaya perang, para imigran ini akan diberikan status penduduk tetap di Israel.
Menurut laporan harian Israel Haaretz yang dikutip oleh Middle East Monitor pada Selasa (17/9/2024), pejabat pertahanan Israel melihat peluang untuk memanfaatkan keinginan para pencari suaka Afrika dalam memperoleh status permanen di negara itu.
Mereka ditawarkan kesempatan untuk bergabung dalam upaya perang di Gaza, meski mempertaruhkan nyawa.
“Lembaga pertahanan Israel menawarkan bantuan kepada para pencari suaka Afrika yang berpartisipasi dalam perang untuk memperoleh status permanen di Israel,” tulis laporan tersebut, sambil menambahkan bahwa sejauh ini, tidak ada pencari suaka yang telah diberikan status resmi meskipun telah berkontribusi.
Sekitar 30.000 pencari suaka Afrika, kebanyakan pemuda, saat ini tinggal di Israel. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.500 warga Sudan sudah memiliki status sementara sembari menunggu aplikasi suaka mereka diproses.
Namun, sejumlah pihak telah menyuarakan keberatan terhadap praktek ini, menyebutnya sebagai bentuk eksploitasi terhadap mereka yang terpaksa meninggalkan negaranya akibat perang. Meskipun begitu, suara-suara tersebut dilaporkan telah dibungkam.
Israel saat ini menghadapi kekurangan tenaga di militer, dengan Kementerian Pertahanan melaporkan bahwa negara membutuhkan tambahan 10.000 tentara.
Tentara cadangan Israel dilaporkan banyak yang menolak kembali bertugas, terutama di Gaza, sementara sejumlah lainnya bepergian ke luar negeri tanpa izin komandan mereka.
Pada Juli 2024, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengungkapkan bahwa kekurangan tentara telah membuat Mahkamah Agung Israel memutuskan untuk memberlakukan wajib militer bagi komunitas Yahudi ultra-Ortodoks, yang sebelumnya dikecualikan dari kewajiban tersebut.
Komentar