JurnalPatroliNews – Jakarta – Penolakan Mali atas izin penerbangan yang diajukan untuk menyukseskan misi perdamaian PBB, mendorong Jerman kembali menangguhkan pasukan patroli peacekeeping atau pasukan perdamaiannya untuk waktu yang masih belum diketahui.Seperti dimuat The Defense Post pada Selasa (20/9), izin dibutuhkan untuk penerbangan pesawat militer dari markas utama Jerman di Gao Mali ke Niamey, ibukota negara tetangga Niger.
Dalam misi PBB di Mali, sekitar 1.100 tentaranya berasal dari militer Jerman. Kehadiran Berlin di Mali dimaksudkan untuk menggantikan Prancis yang menarik pasukannya setelah junta berbalik ke arah Rusia untuk melawan pemberontakan jihadis.
Pekan lalu, Kanselir Olaf Scholz menyatakan pemerintahnya sedang mengerjakan masalah terkait penolakan tersebut dengan mempertimbangkan semua faktor.”Pertama-tama keamanan tentara harus dijamin, kemudian tentang hak penerbangan, penggunaan drone, dan keamanan yang cukup setelah Prancis meninggalkan wilayah tersebut,” kata Scholz.
Operasi patroli baru dilanjutkan awal bulan ini, setelah sebelumnya sempat dihentikan sementara pada 12 Agustus lalu. Penghentian awal dilakukan setelah junta Mali juga menolak izin penerbangan untuk mendukung rotasi personel di bawah misi MINUSMA PBB.
Komentar