Kapal Intelijen China Terpantau di Dekat Indonesia, Ada Apa?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sebuah kapal canggih milik China, yang diduga memiliki kemampuan intelijen tinggi, terdeteksi berlayar di perairan dekat Australia, yang merupakan sekutu Amerika Serikat di kawasan Samudra Pasifik Selatan.

Mengutip laporan Newsweek pada Selasa (1/4/2025), Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa kapal tersebut hanya melakukan “aktivitas normal” di laut yang masih sesuai dengan ketentuan hukum internasional.

Keberadaan kapal riset ini terdeteksi kurang dari sebulan setelah angkatan laut China menyelesaikan misi pelayaran mengelilingi Australia. Armada yang terdiri dari tiga kapal perang tersebut bergerak dari pesisir timur ke pesisir barat melalui perairan selatan Australia.

Dugaan Motif Militer di Balik Penelitian

Banyak pihak menduga bahwa riset maritim yang dilakukan China memiliki dua tujuan utama, yakni untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan potensi kepentingan militer. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi Amerika Serikat, mengingat rivalitas geopolitik yang semakin intens antara kedua negara.

Sementara itu, pihak Beijing tetap menegaskan bahwa semua kegiatan penelitian ini dilakukan untuk tujuan damai.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, membenarkan keberadaan kapal China tersebut. Namun, ia menilai situasi ini tidak jauh berbeda dengan kehadiran kapal-kapal militer Australia di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.

“Saya lebih suka kapal itu tidak ada di sana,” ujar Albanese menanggapi insiden tersebut.

Di sisi lain, Beijing terus menunjukkan sikap tegas terkait kehadiran kekuatan asing di perairan yang diklaimnya, terutama di Laut China Selatan dan Selat Taiwan. Mereka menganggap intervensi dari luar sebagai bentuk “campur tangan eksternal” yang tidak diinginkan.

Kritik dari Oposisi Australia

Keberadaan kapal intelijen China ini memicu perdebatan politik di Australia. Peter Dutton, pemimpin oposisi Australia, mengkritik Perdana Menteri Albanese yang dinilainya terlalu lunak dalam menjaga keamanan nasional.

“Mereka (China) tidak sekadar berlayar. Ada aktivitas pengumpulan data intelijen dan pemetaan kabel bawah laut,” tegas Dutton, merujuk pada dugaan operasi rahasia yang dilakukan oleh kapal tersebut.

Komentar