Keren! Singapura Gunakan Kecoak Cyborg untuk Temukan Korban Gempa Dahsyat Myanmar

JurnalPatroliNews – Singapura – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Singapura mengerahkan kecoak cyborg dalam misi kemanusiaan berskala besar pasca gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar. Bencana ini telah merenggut lebih dari 3.000 nyawa.

Sebanyak 10 unit kecoak cyborg diterbangkan langsung ke lokasi terdampak dan bergabung bersama tim Operasi Lionheart dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) sejak 30 Maret 2025. Tim ini juga diperkuat dengan 80 personel dan empat anjing pelacak.

Serangga pintar tersebut adalah hasil pengembangan Home Team Science and Technology Agency (HTX), Nanyang Technological University, serta perusahaan teknologi Klass Engineering and Solutions. Kecoak-kecoak jenis Madagaskar berukuran sekitar 6 cm ini dipersenjatai dengan kamera mini dan sensor inframerah yang mampu mendeteksi tanda-tanda kehidupan di balik puing-puing.

Berbeda dari robot biasa, kecoak cyborg ini bisa menjelajahi celah sempit yang sulit diakses manusia atau alat konvensional. Pergerakan mereka dikendalikan dengan elektroda yang merespons sinyal dari teknisi, sementara data dari sensor diproses menggunakan algoritma cerdas berbasis machine learning untuk menentukan kemungkinan adanya korban yang selamat.

HTX menyebut, meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan awalnya dijadwalkan baru akan digunakan pada 2026, bencana Myanmar mempercepat peluncurannya agar bisa langsung membantu pencarian korban secara efektif.

Ong Ka Hing, salah satu insinyur dari Pusat Keunggulan Robotika HTX yang terlibat dalam misi, menyebut pengalaman di lapangan sangat mengharukan. “Kami menyaksikan jalanan retak, warga yang kehilangan rumah tidur di alam terbuka tanpa cukup makanan atau air. Itu pengalaman yang benar-benar mengubah cara pandang kami,” ujarnya.

Pada 31 Maret, cyborg pertama kali digunakan di sebuah rumah sakit yang hancur total, dengan luas area pencarian setara dua lapangan sepak bola. Meski anjing pelacak sudah menyisir area, tim SCDF meminta kecoak cyborg untuk menjelajah bagian reruntuhan yang lebih dalam, yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Komentar