JurnalPatroliNews – Jakarta – Korea Utara (Korut) secara terbuka menyatakan dukungan penuh terhadap kerja samanya dengan Rusia, menyebut kemitraan militer tersebut sebagai bentuk perlindungan atas “keamanan dan kestabilan kawasan” Asia-Eropa. Pernyataan itu dirilis pada Senin (2/6/2025), sebagai respons atas kritik tajam dari koalisi pemantau internasional terhadap hubungan kedua negara tersebut.
Mengutip laporan AFP, kedekatan militer antara Pyongyang dan Moskow terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Korea Utara dilaporkan telah mengirimkan senjata dan pasukan ke garis depan untuk mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Informasi dari parlemen Korea Selatan mengungkapkan bahwa sekitar 600 prajurit asal Korea Utara telah gugur dalam pertempuran di wilayah Ukraina, sementara ribuan lainnya mengalami luka, berdasarkan informasi dari badan intelijen negara itu.
Koalisi pemantau pelanggaran sanksi internasional—yang terdiri dari Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan delapan negara lainnya—menyebut hubungan militer tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional. Namun, Korea Utara membalas kecaman tersebut dengan menyatakan bahwa kolaborasinya bersama Rusia bertujuan menjaga kedaulatan dan keamanan nasional kedua negara serta memperkuat perdamaian di kawasan Eurasia.
Salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut hubungan bilateral dengan Rusia sebagai “puncak diplomasi antarnegara” dan menekankan bahwa kerja sama tersebut membuka jalan bagi terbentuknya “tatanan dunia multipolar yang adil, setara, dan saling menghormati kedaulatan.”
Koalisi Pemantau Sanksi Multilateral sendiri mulai aktif sejak Oktober tahun lalu, tak lama setelah Rusia memveto perpanjangan mandat tim pengawas Dewan Keamanan PBB terkait sanksi terhadap Pyongyang yang telah berlaku sejak 2006.
Menurut temuan koalisi tersebut, kapal kargo berbendera Rusia diduga telah mengangkut sekitar 9 juta butir amunisi dan peluncur roket ganda dari Korea Utara ke Rusia sepanjang 2024. Sebagai timbal balik, Moskow dilaporkan telah mengirimkan sistem pertahanan udara dan rudal anti-pesawat kepada Pyongyang.
Pada April 2025, Korea Utara untuk pertama kalinya mengonfirmasi keikutsertaan pasukannya dalam perang Ukraina, mempertegas keterlibatannya dalam mendukung operasi militer Rusia secara langsung.
Komentar