JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketegangan antara dua negara pemilik senjata nuklir, India dan Pakistan, kembali mencuat pasca serangan mematikan di Kashmir yang menewaskan 26 wisatawan asal India. Insiden ini memicu reaksi keras dan langkah-langkah tegas dari kedua negara yang saling menyalahkan.
Baku Tembak Terjadi di Garis Perbatasan
Militer India melaporkan bahwa mereka telah merespons aksi penembakan ringan yang berasal dari wilayah Pakistan selama empat malam berturut-turut. Bentrokan terbaru dilaporkan terjadi pada Minggu tengah malam di perbatasan de facto sepanjang 740 km yang memisahkan kedua negara, namun belum ada laporan korban jiwa dari insiden ini.
Di sisi lain, tentara Pakistan menyatakan telah berhasil menumpas 71 militan yang berupaya masuk dari arah barat melalui perbatasan Afghanistan dalam tiga hari terakhir.
Tuduhan dan Bantahan Soal Identitas Pelaku
India menyebut dua dari tiga pelaku serangan pada 22 April lalu berasal dari Pakistan. Islamabad membantah keras klaim tersebut dan justru menyerukan investigasi netral. Kesaksian dari korban menyebut militan sempat memisahkan korban berdasarkan identitas agama sebelum melakukan penembakan dari jarak dekat.
Konflik Makin Meluas: Perjanjian dan Wilayah Udara Jadi Korban
Situasi yang memanas membuat India menangguhkan kerja sama strategis terkait Perjanjian Perairan Indus. Pakistan pun membalas dengan menutup wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan India.
China Turun Tangan: Ajak Damai dan Usulkan Penyelidikan Independen
Sebagai salah satu kekuatan regional, China menyerukan kepada India dan Pakistan agar mengedepankan penahanan diri. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang bisa mendinginkan suasana serta menyerukan penyelidikan imparsial terhadap insiden tersebut.
India Lakukan Penangkapan Massal di Kashmir
Pasukan India telah meningkatkan operasi keamanan di Kashmir. Sekitar 500 orang ditahan untuk keperluan interogasi setelah penyisiran besar-besaran terhadap ribuan rumah dan kawasan hutan dilakukan. Sejumlah rumah dilaporkan dihancurkan dalam prosesnya.
Tokoh politik lokal mengingatkan pemerintah agar bersikap hati-hati agar warga sipil tidak menjadi korban salah tangkap. Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, menyebut bahwa masyarakat kini mulai menunjukkan penolakan terhadap aksi militan.
Pertemuan Tingkat Tinggi Digelar di New Delhi
Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan memimpin pertemuan Komite Kabinet Keamanan (CCS) pada Rabu, guna membahas respons strategis terhadap kondisi genting di Kashmir. Pertemuan lanjutan dengan Komite Urusan Politik juga akan dilangsungkan di bawah komando Modi.
Kawasan Wisata Kashmir Tutup Sementara
Pemerintah setempat menutup setidaknya 48 resort dan puluhan lokasi wisata populer seperti Doodhpatri dan Verinag. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman lanjutan setelah tragedi di Pahalgam, kawasan padang rumput yang menjadi lokasi penembakan massal.
Mumbai Perketat Keamanan, Pasang 10 Ribu Kamera CCTV
Sebagai langkah pencegahan di wilayah lain, otoritas keamanan di Mumbai kini mengandalkan lebih dari 10.000 kamera pengawas untuk memantau aktivitas di stasiun dan area publik. Kota ini memiliki 139 stasiun yang melayani lebih dari 3.000 kereta dan 7 juta penumpang setiap harinya.
Komentar