JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Luar Negeri (MFA) Singapura mengeluarkan desakan kepada warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon. Seruan ini muncul setelah serangan udara yang dilakukan jet tempur Israel di pinggiran selatan Beirut, yang ditujukan untuk menyerang markas Hizbullah.
Dalam nasihat perjalanan terbaru pada Sabtu (28/9/2024), MFA menegaskan pentingnya warga Singapura meninggalkan Lebanon secepat mungkin menggunakan opsi perjalanan komersial yang masih tersedia.
MFA juga meminta agar warga Singapura menghindari perjalanan ke Beirut selatan serta daerah perbatasan antara Lebanon dan Israel.
“Menghadapi situasi yang tidak stabil di kawasan ini, kami sangat menyarankan warga Singapura untuk menunda semua perjalanan ke Lebanon,” ungkap MFA, seperti dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA).
Kementerian tersebut menekankan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang memilih untuk tetap tinggal di Lebanon. Mereka diimbau untuk memantau perkembangan situasi setempat dengan cermat serta memperhatikan saran dari pemerintah Lebanon.
Warga Singapura yang masih berada di Lebanon juga “sangat dianjurkan” untuk mendaftar di situs web Kementerian Luar Negeri agar dapat dihubungi jika diperlukan.
Bagi mereka yang membutuhkan bantuan konsuler, MFA menyarankan untuk menghubungi Konsulat Jenderal Kehormatan Singapura di Beirut atau kantor tugas Kementerian Luar Negeri yang siap membantu 24 jam.
Desakan ini muncul setelah serangan besar-besaran oleh Israel yang dilaporkan menargetkan kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah. Israel mengklaim bahwa mereka menyerang markas besar Hizbullah yang terletak di bawah bangunan tempat tinggal di daerah Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut.
Serangan ini telah menyebabkan banyak keluarga melarikan diri dari lokasi tersebut, menciptakan suasana ketegangan yang semakin meningkat di Lebanon.
Komentar