Lonjakan Islamofobia: Laporan Tell Mama Ungkap Peningkatan Serangan terhadap Muslim

JurnalPatroliNews – Inggris- Untuk pertama kalinya sejak didirikan pada 2012, organisasi pemantau kejahatan kebencian Tell Mama mencatat bahwa lebih banyak pria Muslim dibanding wanita yang menjadi target serangan Islamofobia di Inggris.

Dalam laporan tahunannya, Tell Mama mengungkapkan bahwa 6.313 kasus kebencian anti-Muslim terjadi sepanjang tahun lalu, menunjukkan peningkatan 43% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 5.837 laporan telah diverifikasi sebagai kasus yang valid.

Lonjakan Insiden di Dunia Nyata

Salah satu tren yang paling mengkhawatirkan dalam laporan ini adalah kenaikan tajam insiden yang terjadi secara langsung di tempat umum. Dari total laporan, 3.680 kasus merupakan insiden luring, yang berarti terjadi secara fisik di dunia nyata. Angka ini meningkat 72% dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Mayoritas kasus yang tercatat berupa perlakuan kasar, namun juga terdapat laporan mengenai serangan fisik, diskriminasi, dan perusakan properti. Insiden tersebut banyak terjadi di jalan, taman, dan ruang publik lainnya, sementara sebagian kecil dilaporkan terjadi di lingkungan kerja.

Stereotip Berbahaya dan Ketegangan Politik

Tell Mama menyatakan bahwa lonjakan Islamofobia ini berkaitan erat dengan narasi negatif dan stereotip berbahaya yang semakin mengakar di masyarakat.

“Perubahan ini menunjukkan dampak yang semakin dalam dari stereotip berbahaya yang memperkuat kesalahpahaman tentang identitas Muslim,” tulis laporan tersebut.

Organisasi ini juga menyoroti peningkatan retorika Islamofobia yang terjadi setelah serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023, serta kerusuhan tahun 2024 yang dipicu oleh pembunuhan massal di Southport. Dalam insiden tersebut, beredar informasi keliru yang menuduh pelakunya adalah seorang Muslim, yang memperburuk sentimen anti-Muslim di masyarakat.

Tanggapan Pemerintah

Menanggapi laporan tersebut, pemerintah Inggris menegaskan bahwa segala bentuk kebencian terhadap komunitas Muslim tidak dapat diterima.

Seorang juru bicara pemerintah menyebut temuan ini sebagai “hal yang sangat memprihatinkan” dan menegaskan komitmen untuk memberantas Islamofobia serta segala bentuk rasisme.

“Kami bertekad untuk menjembatani perpecahan antar-komunitas dan akan bekerja sama dengan kelompok masyarakat, lembaga amal, serta mitra sektor publik untuk memerangi kebencian dalam segala bentuknya,” ujar perwakilan pemerintah.

Pemerintah juga berjanji untuk meningkatkan upaya perlindungan bagi komunitas Muslim, serta memastikan bahwa pelaku kejahatan kebencian akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Komentar