Mantan Bos Nissan: Dua Orang Amerika Yang Bantu Saya Kabur Dari Jepang Mengaku Staf Michael Jackson

JurnalPatroliNews – Jakarta -Sebuah fakta menarik diungkapkan mantan bos Nissan Carlos Ghosn tentang dua orang Amerika yang membantunya melarikan diri dari Jepang.

Ghosn mengatakan, kedua orang itu mengelabui pihak berwenang di bandara dengan mengatakan bahwa mereka adalah musisi yang mengadakan konser dengan mendiang penyanyi Michael Jackson di Turki.

Kisah itu diceritakan Ghosn di podcast Lebanon Sarde After Dinner yang disiarkan pada Minggu (27/6).

“Mereka mengatakan kepada pihak berwenang bahwa mereka memiliki instrumen musik di dalam kotak yang telah diatur untuk acara konser. Jika instrumen itu melewati pemindai dan harus dibuka, itu akan menunda penampilan mereka di Turki,” ungkap Ghosn, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Kamis (1/7).

“Itu berhasil, mereka sangat berani. Saya tidak berbicara bagaimana peristiwanya sebab saya tidak ingin menempatkan orang yang membantu saya dalam bahaya. Saya harus berani mencoba sesuatu, di mana tak seorang pun berpikir saya berani melakukannya,” tambah Ghosn.

Ghosn menambahkan bahwa kemungkinan melarikan diri dari Jepang sangat rendah, dan plot pelarian harus berani.

Ghosn menarik perhatian dunia internasional setelah dia berhasil melarikan diri dari Jepang pada Desember 2019. Sast itu jaksa Jepang sedang menyelidiki atas kasus penyimpangan keuangan saat dia menjabat sebagai CEO Nissan.

Ghosn kemudian menyelundupkan diri ke luar negeri di dalam sebuah kotak yang dibuat seolah untuk mentransfer alat musik, meskipun berada di bawah pengawasan ketat dari pihak berwenang.

Ghosn menambahkan selama podcast alasan mengapa dia memilih bandara Osaka untuk pelariannya.

“Kami memilih bandara Osaka karena itu adalah bandara kecil, jadi keamanannya pasti kurang solid dibandingkan bandara besar seperti di Tokyo,” tambah Ghosn.

Ghosn juga mengatakan bahwa waktu pelarian pada bulan Desember direncanakan dengan baik, karena ini adalah saat sebagian besar karyawan bandara sedang cuti tahunan, dan dengan demikian mereka yang menggantikannya akan kurang memahami protokol keamanan bandara.

Mantan bos Nissan itu mengklaim bahwa dia tidak akan menjalani persidangan yang adil karena penuntutan memenangkan 99 persen kasusnya di Jepang saat itu.

“Saya berpikir untuk pensiun pada tahun 2018, saya mempersiapkan sejak 2015 untuk pensiun saya. Saya menyiapkan rumah di Beirut. Lebanon adalah satu-satunya hal yang biasa saya lewati dengan istri saya. Orang-orang mengatakan bahwa saya di Lebanon karena peradilan korup, itu tidak benar,” tambah Ghosn.

Dua orang Amerika yang membantu Ghosn melarikan diri dari Jepang ke tempat yang aman di Lebanon mengatakan bahwa membantu Ghosn melarikan diri dari pengadilan di Jepang adalah sebuah kesalahan, dan mereka sangat menyesalinya. Mereka pun menyatakan permintaan maaf kepada pengadilan Jepang.

“Saya membantu Carlos Ghosn melarikan diri dari Jepang selama masa jaminannya. Saya sangat menyesali tindakan saya dan dengan tulus meminta maaf karena menyebabkan kesulitan bagi proses peradilan dan bagi orang-orang Jepang,” kata Michael Taylor, salah satu dari dua orang Amerika tersebut.

Komentar