Mantan Kepala NATO Nilai Rencana Putin di Ukraina Gagal, Berubah Seperti Ini

JurnalPatroliNews – Jakarta.,- Mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengeklaim bahwa ‘Rencana A’ Vladimir Putin di Ukraina telah gagal. Dia menyebut perang tersebut dapat berubah menjadi konflik yang membeku.

“Saya khawatir ini akan menjadi perang yang panjang. Rencana A Putin – untuk menaklukkan seluruh Ukraina dalam beberapa hari – telah gagal,” kata Sekjen NATO antara tahun 2009 dan 2014 ini, berbicara kepada saluran televisi Jerman N-TV, seperti dikutip Senin (1/7/2024).

Example 300x600

Rasmussen mengatakan harapan awal pemimpin Rusia itu adalah menaklukkan Ukraina dalam beberapa hari setelah pasukannya menyerbu perbatasan pada Februari 2022.

Namun, lebih dari dua tahun kemudian, rencana tersebut tak terealisasi, dan pasukan Ukraina telah berhasil melakukan serangan balik di beberapa wilayah dan meluncurkan serangan pesawat tak berawak ke Rusia sendiri.

“Rencana B-nya adalah konflik yang membeku dan pendudukan Rusia di Ukraina timur dengan harapan Barat akan melemah dan menyerah,” ujarnya.

“Saya pikir tahun depan akan menjadi tahun yang krusial. Jika kita memberi Ukraina semua yang mereka butuhkan, tidak hanya untuk bertahan hidup tetapi juga memenangkan perang, mereka memiliki peluang bagus untuk memukul mundur Rusia.”

Pertempuran terus berlanjut selama akhir pekan lalu. Rudal Rusia menghantam kota Vilniansk di Ukraina selatan pada hari Sabtu, menewaskan tujuh warga sipil, termasuk anak-anak.

Pihak berwenang di daerah tersebut mengklaim sedikitnya 36 orang terluka dalam pemboman tersebut, dengan hari Minggu dinyatakan sebagai hari berkabung di daerah tersebut.

Di wilayah Donetsk timur yang dilanda perang di negara itu, delapan warga sipil tewas dan 14 lainnya menderita luka-luka pada hari Sabtu dan semalam, menurut Gubernur setempat Vadym Filashkin, sementara penembakan hampir setiap hari terus berlanjut di sebagian besar provinsi tersebut.

Rusia terus mengerahkan pasukan Ukraina di beberapa daerah di sepanjang garis depan sepanjang 600 mil.

Moskow telah meningkatkan serangan udara dalam upaya untuk menguras sumber daya Ukraina, sering kali menargetkan fasilitas energi dan infrastruktur vital lainnya.

Komentar