Memprotes Inflasi Tinggi, Sierra Leone Dibanjiri Aksi Protes Berujung Kerusuhan 21 Warga Meninggal

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Aksi protes di Sierra Leone, Afrika Barat pada Rabu (10/8) berujung ricuh. Kekerasan yang terjadi membuat sedikitnya 21 warga sipil dan delapan petugas polisi meninggal dunia.Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibukota Freetown untuk memprotes inflasi tinggi dan meningkatnya biaya hidup.

Dari laporan CNN, protes tersebut berkembang menjadi aksi kekerasan denagn enam pria dan dua wanita dibunuh di lokasi protes.

Aparat keamanan menembakkan senjata ke warga. Di Freetown, sebanyak 13 orang ditembak mati, delapan lainnya meninggal karena hal yang sama di Kota Kamakwie dan Makeni.

Untuk meredam kericuhan, Wakil Presiden Mohamed Juldeh Jalloh lantas memberlakukan jam malam.Sementara itu Menteri Pemuda Mohamed Orman Bangura menggambarkan protes itu sebagai “aksi terorisme”. Ia menuduh oposisi negara Kongres Semua Rakyat (APC) telag membiayai aksi tersebut untuk mengambil alih pemerintahan.

“Jika protes adalah akibat dari biaya hidup, mengapa tidak terjadi di semua kubu pemerintah saat ini? Mengapa di Makeni yang kebetulan menjadi kota markas oposisi? Mengapa tidak secara protes nasional? Dari 16 distrik, mengapa hanya di tiga distrik yang mereka (oposisi) anggap sebagai benteng mereka?” kata Bangura.

Komentar