Menteri Luar Negeri Arab Saudi : Duduk Sejajar Dengan Iran Adalah Hal Yang Realistis

Selama wawancara, Bin Farhan menyatakan keyakinannya bahwa Arab Saudi harus berpartisipasi dalam setiap kemungkinan negosiasi mengenai masa depan kesepakatan nuklir Iran, menekankan bahwa Kerajaan dan anggota Dewan Kerjasama Teluk lainnya adalah negara-negara yang paling berisiko dalam hal Teheran. memperoleh persenjataan nuklir, dan oleh karena itu berhak untuk berperan dalam konsultasi ini.

Dia melanjutkan: “Oleh karena itu, sangat logis untuk menjadi bagian dari konsultasi dan dialog, dan kami mendengar dari mitra Eropa dan Amerika kami bahwa mereka memahami perlunya menangani masalah negara-negara di kawasan itu, dan kami harus memiliki peran dalam konsultasi dan negosiasi tersebut. ”

Pangeran menekankan bahwa Arab Saudi sedang melakukan kontak dengan mitra internasional untuk membahas perannya dalam masalah ini dan bagaimana menangani masalah tersebut.

Menteri Luar Negeri Saudi mengingatkan bahwa Iran sebelumnya telah berkali-kali menyatakan minatnya untuk meluncurkan dialog dengan tetangganya tentang keamanan regional, bertanya: “Apa masalah keamanan regional jika bukan masalah nuklir?”

Dia melanjutkan: “Jika Iran ingin memulai dialog dengan kami, maka itu adalah hal yang baik, tetapi kami percaya bahwa dialog ini harus dilakukan dalam konsultasi pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama (mengenai program nuklir Iran), dan ini mungkin kemudian membantu meringankan sebagian besar kekhawatiran kami. ”

Bin Farhan mengungkapkan harapan Riyadh bahwa dalam konsultasi ini, Iran akan kembali sepenuhnya mematuhi perjanjian nuklir dan setuju untuk menghilangkan kekhawatiran kerajaan tentang kekurangan dalam struktur Rencana Aksi Komprehensif Bersama, masalah stabilitas regional, program balistik Teheran, dan lainnya. file.

Menanggapi pertanyaan tentang sejauh mana realisme Riyadh dan Teheran duduk di meja yang sama sebagai bagian dari setiap negosiasi tentang Rencana Aksi Komprehensif Bersama, menteri mengatakan: “Saya pikir masalah ini sepenuhnya realistis.”

Bin Farhan berkata, “Kami ingin Iran menghentikan aktivitas destabilisasi di kawasan itu, dan perilaku agresifnya. Tentu saja, jika ia bersedia melakukannya, ini akan membuka pintu tidak hanya untuk pemulihan hubungan, tetapi bahkan untuk kemitraan, tetapi di sana. pemulihan hubungan tidak dapat dilakukan tanpa mengatasinya. “Ini adalah ancaman yang sangat serius terhadap stabilitas dan keamanan kawasan, dari Lebanon hingga Suriah, Irak dan Yaman, selain kegiatan di negara-negara kawasan (termasuk Arab Saudi) dengan menyediakan bom- membuat peralatan dan hal-hal seperti itu.  (***/. dd – rt)

Komentar