Jurnalpatrolinews – Berlin : Sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah universitas di Jerman dan diterbitkan pada Kamis 12 November 2020 mengungkap adanya indikasi bahwa polisi melakukan diskriminasi terhadap para imigran dan orang-orang yang tampaknya bukan warga Jerman.
Studi lapangan dilakukan oleh Universitas Ruhr di Bochum, dengan 3.370 orang yang bertemu dengan polisi secara langsung setelah tahun 2018. Studi tersebut membahas bagaimana orang-orang berlatar belakang imigran dan yang tidak terlihat seperti orang Jerman menjadi korban kekerasan polisi.
Profesor Tobias Singelenstein, anggota fakultas di departemen kriminologi universitas, menunjukkan bahwa ada beberapa indikasi perilaku polisi dengan rasisme. Ia menjelaskan, para korban yang menjadi sasaran kekerasan polisi, sebagai bagian dari penelitian, menggambarkan perilaku polisi yang rasis, anti-Yahudi dan anti-Islam.
Singelenstein juga menunjukkan bahwa mereka juga bertemu dengan petugas polisi tentang penelitian ini, mencatat bahwa beberapa dari mereka membenarkan pengalaman para korban.
Singelenstein menyebutkan bahwa lembaga keamanan menderita masalah struktural, menambahkan bahwa penelitian ini terutama menyelidiki kekerasan polisi ilegal, dan masalah struktural yang terlibat tidak dapat dinilai secara konkrit melalui data yang tersedia dalam penelitian.
Dia menunjukkan bahwa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa polisi kebanyakan menggeledah orang-orang yang berasal dari imigran atau mereka yang tidak menunjukkan karakteristik orang Jerman tanpa kecurigaan, menjelaskan bahwa 42% dari mereka yang berasal dari imigran dan 62% dari mereka yang tampaknya bukan orang Jerman menegaskan bahwa polisi memperlakukan mereka. Secara rasial.
Singlingenstein mengimbau pemerintah federal untuk segera mengusut praktik rasis di unit keamanan.
Pasca insiden George Floyd yang tewas akibat kekerasan polisi di Minnesota, AS, pada 25 Mei lalu, muncul perdebatan tentang posisi rasis polisi di Jerman.
Komentar