JurnalPatroliNews – AS, – Mohamed Shia al-Sudani, Perdana Menteri Irak, meminta agar Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI) yang telah beroperasi sejak 2003 lalu, diakhiri misinya pada 31 Desember 2025 mendatang.
Dalam hal ini, Dewan Keamanan PBB, masih berbeda pendapat saat menghadapi resolusi penghentian dan penutupan UNAMI.
Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi, Duta besar Irak di PBB, menjelaskan alasan di balik penghentian UNAMI, yakni karena target penempatan misi telah tercapai.
“Misi tersebut telah mencapai tujuannya,” jelas Al-Fatlawi, dikutip Reuters.
Dalam rapat DK PBB yang digelar pada Kamis (17/5/24) lalu, Rusia dan China, dua Negara pemilik hak Veto, menyampaikan dukungan untuk penutupan UNAMI.
Vasily Nebenzia, Dubes Rusia di PBB, menganggap, sudah waktunya bagi rakyat Irak bertanggung jawab atas masa depan politik Negara mereka.
“Permasalahan yang masih ada, jangan dijadikan alasan bagi UNAMI untuk tinggal di Negara ini tanpa batas waktu,” ucapnya.
Adapun Geng Shuang, Wakil Dubes China untuk PBB, menyarankan, agar penarikan pasukan UNAMI, nantinya dilakukan secara bertahap dari Irak.
Sementara, Inggris dan Prancis, Negara pemilik veto lainnya, juga menyuarakan dukungan untuk transisi kemitraan antara Irak dan PBB.
Meski demikian, Amerika Serikat (AS), masih malu-malu memberikan pendapatnya. AS tidak memberikan dukungan, namun juga belum mengeluarkan penolakan secara tegas.
Linda Thomas-Greenfield, Dubes AS untuk PBB, menyebut, UNAMI masih memiliki pekerjaan yang belum rampung, seperti dukungan untuk penyelenggaraan Pemilu dan pemajuan Hak Asasi Manusia (HAM).
“UNAMI masih memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan,” tuturnya.
Komentar