Netanyahu: Israel Hantam Iran, Serangan Ini Bikin Heboh!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru saja mengungkapkan serangan militer yang gencar terhadap Iran, mengklaim bahwa Angkatan Udara Israel telah menghantam target strategis di seluruh negeri tersebut.

Dalam pernyataannya yang disampaikan pada Minggu (27/10), Netanyahu menegaskan, “Kami menghantam dengan keras kemampuan pertahanan Iran dan fasilitas produksi rudal yang ditujukan untuk kami.”

Serangan yang dilakukan pada Sabtu (26/10) ini merupakan balasan atas serangan rudal dari Iran ke Israel yang terjadi pada 1 Oktober 2024.

Netanyahu menambahkan bahwa serangan Iran memiliki tingkat presisi yang tinggi dan dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan Israel. Ia berjanji bahwa semua sasaran yang ditentukan dalam operasi ini telah berhasil diserang.

Kepala Staf Umum Militer Israel, Letjen Herzi Halevi, juga ikut menegaskan bahwa serangan ini adalah respons terhadap potensi ancaman dari Iran.

“Kami menghantam sistem strategis yang sangat penting bagi Iran. Kami siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi,” jelas Halevi.

Serangan ini dilaporkan berhasil melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran, dan beberapa saksi melaporkan terdengarnya ledakan besar di ibu kota Teheran.

Di sisi lain, Presiden Iran Masoud Pezeskian menegaskan bahwa Iran tidak menginginkan perang, tetapi akan memberikan respons yang sesuai terhadap serangan Israel.

Dia menyatakan, “Kami akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional kami.”

Serangan Israel ini tidak hanya mendapat perhatian dari media, tetapi juga menuai kritik dari berbagai negara. Arab Saudi dan Indonesia, di antara negara yang mengecam tindakan tersebut.

Kementerian Luar Negeri RI mengeluarkan pernyataan tegas, mengutuk serangan militer Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.

“Peningkatan dan perluasan konflik ini menunjukkan pengabaian hukum internasional sepenuhnya oleh Israel,” tegas pernyataan Kemlu RI pada 26 Oktober 2024.

Ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin meningkat dengan adanya serangan ini. Banyak pihak khawatir bahwa eskalasi konflik bisa berdampak negatif terhadap stabilitas regional.

Situasi ini memperlihatkan betapa rentannya hubungan antara negara-negara di kawasan, di mana ketegangan politik dan militer dapat dengan cepat berubah menjadi konfrontasi terbuka.

Komentar