Netanyahu Tegas Tolak Gencatan Senjata, Pastikan Operasi Militer di Gaza Berlanjut Sampai Tuntas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan komitmen tegas untuk melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza hingga seluruh target Israel tercapai, meskipun sejumlah tawaran gencatan senjata telah diajukan oleh pihak-pihak terkait.

Dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Sabtu malam, 19 April 2025, Netanyahu menekankan bahwa perang melawan Hamas belum akan berhenti hingga tiga tujuan utama Israel benar-benar terwujud: penghancuran total Hamas, pemulangan semua sandera, dan jaminan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

“Kita belum selesai. Perang ini akan terus berlanjut sampai misi kita tuntas,” ujar Netanyahu, seperti dilansir New York Post.

Pidato tersebut disampaikan dalam suasana duka, setelah gugurnya G’haleb Alnasasra, seorang perwira militer Israel yang tewas dalam pertempuran di Gaza utara. Netanyahu menyampaikan belasungkawa dan doa kepada keluarga korban serta para tentara yang terluka.

Ia juga secara eksplisit menolak tuntutan dari Hamas dalam usulan gencatan senjata, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel, penghentian permanen operasi militer, dan pembukaan akses dana rekonstruksi yang menurut Netanyahu hanya akan dimanfaatkan kembali oleh Hamas untuk membangun kekuatan bersenjata.

“Menyerah kepada Hamas berarti memberi insentif kepada penculikan dan kekerasan. Itu sama saja dengan memberi sinyal pada musuh kita bahwa tindakan mereka berhasil,” kata Netanyahu.

Ia bahkan menyebut kompromi dengan Hamas sebagai keruntuhan strategi pertahanan Israel dan kemenangan untuk Iran, yang selama ini dianggap sebagai pendukung utama kelompok bersenjata di kawasan.

Netanyahu kembali menyuarakan sikap keras terhadap potensi ancaman nuklir Iran, menyatakan bahwa tanpa langkah pencegahan, Iran sudah bisa memiliki senjata nuklir sejak satu dekade lalu.

Dalam pidatonya, ia juga mengkritik sejumlah tokoh dan media di dalam negeri yang mendesak dilakukannya negosiasi. Netanyahu menilai seruan tersebut justru memperlemah posisi Israel dan memberi ruang gerak bagi Hamas.

Ia juga mengungkap bahwa Hamas sempat menolak sebuah proposal pertukaran yang bisa saja membebaskan sekitar separuh sandera yang masih hidup. Dari 196 sandera yang telah kembali, 147 orang berhasil selamat, sementara 24 masih diyakini hidup, dan 35 lainnya telah dinyatakan tewas.

“Tidak akan ada sandera yang dilupakan — baik yang masih hidup maupun yang telah gugur. Kami akan terus menekan Hamas sampai semua kembali,” tegas Netanyahu.

Menutup pidatonya, yang juga menjadi bagian dari sambutan menjelang Hari Peringatan dan Hari Kemerdekaan Israel, Netanyahu menyampaikan pesan yang membakar semangat rakyatnya:

“Bersatu kita teguh, bersama kita berjuang, dan dengan pertolongan Tuhan, bersama kita akan menang.”

Komentar