Pangeran Harry Mengaku Bersama Meghan Turut Jadi Sasaran Kebencian Puluhan Akun di Twitter – Internet Telah “Diwarnai Oleh Kebencian, Perpecahan dan Kebohongan”

Pernah peringatkan bos Twitter soal penyerbuan Gedung Kongres AS

Contoh lain bagaimana media sosial berkontribusi terhadap disinformasi dan kebencian online adalah kasus kerusuhan maut di Washington DC awal tahun ini.

Harry pun mengaku pernah memperingatkan bos Twitter, Jack Dorsey, mengenai kerusuhan politik di AS sehari sebelum penyerbuan di Washington DC terjadi.

Kerusuhan itu terjadi ketika gerombolan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021 demi menghentikan rapat pengesahan Kongres AS atas kemenangan Joe Biden, yang diklaim pendukung Trump bahwa pemilihan presiden telah dicurangi.

Peran yang dimainkan raksasa media sosial dalam memungkinkan serangan itu sedang diselidiki.

“Saya memperingatkan Dorsey bahwa platform-nya memungkinkan penyerbuan itu dilakukan,” kata Harry, yang juga dikenal sebagai Duke of Sussex saat masih aktif sebagai anggota keluarga kerajaan Inggris.

“Email itu saya kirim satu hari sebelum kejadian, kemudian itu terjadi dan saya belum mendengar kabar dari Dorsey sejak saat itu,” lanjut Harry.

Dorsey selaku CEO Twitter belum memberi tanggapan terkait ini.

Sementara itu, investigasi atas insiden di Capitol masih berlanjut dengan lebih dari 670 orang didakwa karena terlibat.

Pada Selasa, komite kongres yang menyelidiki kerusuhan ini memanggil sejumlah pembantu terdekat Trump untuk menyampaikan bukti.

Di antaranya adalah mantan sekretaris pers Gedung Putih, penasihat kebijakan senior, dan asisten pribadi.

Penyelidikan itu juga tengah mencari tahu apakah Trump telah mengetahui penyerbuan itu sejak sebelum terjadi.

Komentar