Gallant juga menegaskan bahwa Hamas dan Hizbullah telah kehilangan efektivitas mereka sebagai perwakilan Iran.
“Kedua organisasi ini tidak lagi menjadi alat yang efektif bagi Iran dalam melawan Israel,” tambah Gallant dalam sebuah upacara peringatan pada hari Minggu. “Beberapa tujuan tidak bisa dicapai hanya dengan tindakan militer, sehingga kita perlu menghormati kewajiban moral untuk membawa pulang para sandera kita, meskipun ada kompromi yang sulit.”
Apakah Perang di Lebanon Akan Berakhir?
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengungkapkan optimisme bahwa gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dapat dicapai ‘dalam beberapa jam atau hari ke depan’, setelah berbicara dengan utusan Amerika Serikat, Amos Hochstein, yang tiba di Lebanon.
Selama sebulan terakhir, Israel telah melancarkan serangan pengeboman besar-besaran di Lebanon, termasuk usaha untuk menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Mikati menyatakan bahwa Hizbullah kini tidak bersikeras bahwa konfliknya dengan Israel harus menunggu sampai perang di Gaza berakhir.
Namun, seorang sumber dari Israel menyatakan bahwa Tel Aviv akan mempertimbangkan perjanjian damai terpisah dengan Hamas dan Hizbullah. Sumber tersebut mencatat bahwa ada kemungkinan untuk berdamai lebih dulu dengan Hizbullah dibandingkan dengan Hamas.
“Saat ini, ada niat untuk menghentikan konflik di Lebanon sementara kita masih dalam posisi yang menguntungkan,” tambahnya.
Komentar