JurnalPatroliNews – Venezuela – Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi yang mengakui kandidat oposisi Venezuela, Edmundo Gonzalez Urrutia, sebagai presiden sah yang terpilih dalam pemilu dua bulan lalu. Resolusi tersebut juga mendesak Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Presiden Nicolas Maduro, dengan 309 suara mendukung dan 201 menolak.
“Uni Eropa harus berupaya maksimal untuk memastikan bahwa Edmundo Gonzalez Urrutia, presiden Venezuela yang sah dan terpilih secara demokratis, dapat dilantik pada 10 Januari 2025,” demikian pernyataan Parlemen Eropa yang dilansir AFP, Jumat (20/9).
Edmundo Gonzalez Urrutia, yang baru-baru ini mencari perlindungan di Spanyol, mengucapkan terima kasih kepada Parlemen Eropa atas pengakuan tersebut. Dia menyebutnya sebagai bentuk penghormatan terhadap keinginan rakyat Venezuela.
“Pesan saya kepada rakyat Venezuela adalah: Komunitas internasional terus mendukung Anda,” kata Gonzalez Urrutia dalam unggahannya di platform X.
Namun, resolusi ini memicu perdebatan di kalangan politisi sayap kiri di Parlemen Eropa. Resolusi tersebut dirancang oleh blok kanan-tengah, bekerja sama dengan kelompok sayap kanan seperti Patriots for Europe, yang mencakup partai-partai seperti National Rally dari Prancis dan Vox dari Spanyol, yang terbentuk setelah pemilu Uni Eropa Juni lalu.
Politisi sayap kiri mengkritik Partai Rakyat Eropa kanan-tengah karena berkolaborasi dengan kelompok sayap kanan untuk meloloskan resolusi ini.
Sementara itu, Dewan Pemilihan Venezuela (CNE) sebelumnya telah mengumumkan Nicolas Maduro sebagai pemenang pemilu dengan perolehan 52% suara. Namun, CNE dikritik karena gagal menyajikan data kemenangan Maduro secara lengkap, dengan alasan adanya serangan siber selama proses pemilu, yang mengakibatkan hilangnya sebagian data.
Mahkamah Agung Venezuela turut mendukung klaim CNE dan mengakui kemenangan Maduro. Di sisi lain, pihak oposisi menuding hasil pemilu dimanipulasi, mengklaim bahwa mereka sebenarnya memenangkan 70% suara.
Komentar