Pasukan Israel Lakukan Serangan di Tepi Barat, Tewaskan 9 Warga Palestina

JurnalPatroliNews – Palestina – Setidaknya sembilan warga Palestina tewas pada Rabu (28/8/2024) saat pasukan Israel melakukan serangan besar-besaran di kota-kota Jenin dan Tulkarm serta beberapa daerah lain di Tepi Barat yang diduduki. Menurut Otoritas Palestina, serangan ini melibatkan helikopter dan drone.

Operasi militer ini merupakan salah satu yang terbesar di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir, setelah serangkaian serangan kecil di wilayah tersebut dalam beberapa minggu sebelumnya. Tujuan utama dari serangan ini adalah untuk menghancurkan kelompok-kelompok militan Palestina yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel.

Dengan latar belakang ketegangan yang meningkat antara Israel dan kelompok pejuang Hamas di Gaza, serta gerakan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, operasi ini menyoroti berbagai tantangan keamanan yang dihadapi Israel sejak perang Gaza dimulai tahun lalu.

Faksi bersenjata Hamas, Jihad Islam, dan Fatah menyatakan bahwa mereka telah menargetkan kendaraan militer Israel dengan bom di tiga wilayah Tepi Barat.

Di kota Jenin, situasi relatif tenang pada siang hari, namun di kamp pengungsi yang padat di sekitar kota, suara ledakan masih terdengar. Di dekat kota, terlihat jejak darah di tanah di samping sebuah mobil yang rusak akibat serangan drone, yang menurut militer Israel menewaskan tiga pejuang militan.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel telah mengepung rumah sakit utama di Jenin dan memblokir akses ke rumah sakit tersebut dengan gundukan tanah, yang menurut militer dilakukan untuk mencegah pejuang mencari perlindungan di sana.

Seorang juru bicara militer Israel menyatakan bahwa operasi ini merupakan respons terhadap peningkatan aktivitas militan dalam beberapa bulan terakhir, dengan lebih dari 150 serangan terjadi di wilayah Tulkarm dan Jenin dalam setahun terakhir.

“Ancaman teror di wilayah ini sudah berlangsung lama, tidak dimulai kemarin, dan tidak akan berakhir besok,” ujar Letnan Kolonel Nadav Shoshani dalam sebuah pengarahan yang dilaporkan oleh Reuters.

Komentar