PBB Peringatkan: “Kiamat di Depan Mata!”

JurnalPatroliNews – jakarta – Dalam pernyataan yang mendesak, kepala lingkungan PBB, Inger Andersen, mengingatkan dunia bahwa saat ini merupakan waktu yang genting untuk mengurangi emisi karbon guna mengakhiri krisis iklim.

Gelombang panas ekstrem, badai, kekeringan, dan banjir telah menghancurkan banyak komunitas di seluruh dunia akibat pemanasan global, yang kini mencapai peningkatan suhu kurang dari 1,5 derajat Celsius.

Laporan terbaru dari Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan bahwa janji pemotongan emisi yang dibuat oleh berbagai negara untuk tahun 2030 tidak akan terpenuhi.

Bahkan, jika komitmen tersebut dilaksanakan, kenaikan suhu global diperkirakan hanya bisa ditekan menjadi antara 2,6 hingga 2,8 derajat Celsius, yang tetap akan menjadi bencana bagi planet ini.

“Tidak ada lagi waktu untuk omong kosong,” tegas laporan UNEP yang dikutip oleh The Guardian pada Sabtu (26/10).

Andersen menekankan bahwa pertemuan puncak COP29 yang akan datang pada bulan November mendatang harus menjadi momentum bagi negara-negara untuk bertindak.

Meskipun secara teknis memungkinkan untuk menjaga target internasional 1,5 derajat Celsius, emisi global harus turun setidaknya 7,5% setiap tahun hingga tahun 2035.

UNEP menyerukan kepada negara-negara untuk secara kolektif berkomitmen mengurangi 42% emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dan 57% pada tahun 2035 dalam perjanjian PBB berikutnya.

“Tanpa komitmen ini dan tindakan cepat untuk mendukungnya, target 1,5 derajat Celsius akan hilang,” ungkap PBB.

Namun, Andersen juga memperingatkan bahwa fokus terlalu besar pada angka target 1,5 derajat Celsius bisa menjadi keliru.

Ia menyatakan bahwa setiap fraksi derajat pemanasan yang dihindari berpotensi menyelamatkan banyak nyawa, mengurangi kerusakan, dan biaya yang dikeluarkan akibat perubahan iklim. “Kita harus menjaga suhu serendah mungkin,” tambahnya.

Diungkapkan bahwa pendanaan dan teknologi untuk memangkas emisi sebenarnya sudah tersedia, namun keberanian politik dari negara-negara, terutama G20, sangat diperlukan. Andersen menegaskan, saatnya untuk menepati janji iklim yang dibuat di KTT Paris tahun 2015.

“Mobilisasi global yang cepat dan masif dibutuhkan sekarang, jika tidak, target 1,5 derajat Celsius akan segera punah,” tegasnya.

Komentar