Pemerintah Swedia Dikecam Usai Greta Thunberg Diduga Disandera oleh Israel

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Swedia menjadi sorotan tajam setelah muncul kabar bahwa aktivis iklim dunia asal negaranya, Greta Thunberg, ikut ditahan oleh militer Israel saat hendak menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kritik keras datang dari rekan aktivis sekaligus warga Swedia sendiri yang menilai pemerintah bersikap pasif dan terlalu lunak terhadap tindakan Israel.

Salah satu suara keras itu datang dari Andrew Arendt Wegerif, aktivis kemanusiaan dari kelompok Ship to Gaza Sweden. Dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 9 Juni 2025, Wegerif menilai aksi Israel sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.

“Israel kembali melakukan tindakan sewenang-wenang dengan menyerang kapal sipil di wilayah laut internasional. Ini bukan hanya pelanggaran, tapi juga pelecehan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” tegas Wegerif.

Ia tak segan menuding pemerintah Swedia, dan juga negara-negara Barat lainnya, terlibat secara tidak langsung karena gagal bersikap tegas terhadap tindakan Israel. Menurutnya, keengganan mereka untuk mengecam keras peristiwa ini justru menunjukkan adanya pembiaran.

Wegerif pun menyerukan agar otoritas di Stockholm menunjukkan keberpihakan terhadap rakyatnya sendiri, dalam hal ini Greta Thunberg, yang ikut menjadi korban saat berada di kapal Madleen, pembawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Lebih dari itu, ia berharap insiden ini dapat membuka mata publik dunia terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengambil peran aktif membantu Gaza.

“Jika negara tak mampu bersuara, maka rakyat harus bertindak. Ini bukan soal politik semata, tapi tentang menyelamatkan martabat manusia,” kata Wegerif.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Swedia mengenai keterlibatan Greta maupun dugaan penculikan oleh Israel. Namun, desakan agar pemerintah bertanggung jawab terus meningkat.

Kapal yang ditumpangi Greta membawa pasokan penting seperti makanan dan kebutuhan pokok yang ditujukan untuk masyarakat Gaza—wilayah yang kini tengah dikepung dan menderita akibat blokade militer berkepanjangan dari Israel.

Komentar