Pemerintahan Trump Pangkas Drastis Voice of America, Ratusan Karyawan Kena PHK

JurnalPatroliNews – Jakarta – Media publik Amerika Serikat kembali diguncang gelombang pemutusan hubungan kerja. Kali ini, giliran Voice of America (VOA) dan badan pengelolanya, United States Agency for Global Media (USAGM), yang memberhentikan secara massal 639 karyawan pada Jumat, 20 Juni 2025.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan restrukturisasi besar-besaran yang digulirkan pemerintahan Presiden Donald Trump. VOA—yang telah beroperasi sejak 1942 pada era Perang Dunia II—menjadi salah satu korban dari pemangkasan menyeluruh terhadap layanan penyiaran internasional Amerika.

Mengutip laporan The Guardian, Sabtu (21/6), pemecatan ini merupakan lanjutan dari rencana penghapusan 1.400 posisi sejak Maret 2025. Kini, hanya sekitar 250 pegawai yang masih aktif bekerja di seluruh unit media di bawah USAGM.

“Selama puluhan tahun, warga Amerika dipaksa membiayai lembaga yang penuh dengan ketidakberesan, bias, dan pemborosan. Masa itu kini telah berakhir,” ujar Kari Lake, penasihat senior Trump untuk USAGM, dalam pernyataan resminya.

Di masa jayanya, VOA memiliki jangkauan hingga 360 juta orang per minggu dalam ratusan bahasa. Namun sejak awal tahun ini, Gedung Putih secara terbuka menuduh VOA sebagai saluran propaganda berhaluan kiri, bahkan melabelinya sebagai “Radical Voice of America.”

Salah satu pemicu kritik tersebut adalah keputusan editorial VOA yang tetap berpegang pada prinsip jurnalistik internasional: tidak menyebut kelompok Hamas sebagai “teroris” kecuali dalam kutipan resmi.

PHK ini juga terjadi tak lama setelah VOA mengaktifkan kembali tim jurnalis berbahasa Persia, untuk meliput memanasnya situasi antara Iran dan Israel, pasca serangan rudal Israel ke Teheran.

“Ini bukan sekadar pemangkasan staf, tapi akhir dari tradisi panjang jurnalisme independen yang selama 83 tahun membawa pesan demokrasi Amerika ke dunia,” tulis tiga jurnalis VOA, Patsy Widakuswara, Jessica Jerreat, dan Kate Neeper dalam pernyataan bersama.

Penyusutan lembaga media publik ini berawal dari keputusan Presiden Trump yang menandatangani perintah eksekutif pada Maret 2025, bertujuan memangkas lembaga-lembaga federal yang dinilainya terlalu gemuk dan tidak efisien. Sejak saat itu, sejumlah program VOA ditangguhkan, sementara staf diberi cuti berbayar.

Lebih jauh, Trump menunjuk Kari Lake sebagai pemimpin baru USAGM. Ia bahkan sempat melontarkan rencana mengganti konten jurnalistik profesional VOA dengan siaran dari One America News Network (OANN)—stasiun televisi konservatif yang dikenal pro-Trump—dan itu dilakukan tanpa biaya tambahan.

Komentar