Tim Telegram, dalam pernyataannya, mengecam penangkapan tersebut sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
“Adalah hal yang tidak logis untuk menganggap platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” tegas pernyataan itu.
Pavel Durov mendirikan Telegram pada tahun 2013 setelah menghadapi kesulitan dengan kepemilikan jejaring sosial sebelumnya, VKontakte (VK), yang ia salahkan pada Kremlin.
Telegram mendapatkan popularitas besar karena kemudahan penggunaannya untuk menonton dan mengunggah video di saluran perpesanannya.
Namun, platform ini juga mendapatkan kritikan karena sering digunakan untuk menyebarkan konten ilegal, termasuk gambar seksual ekstrem, disinformasi, serta layanan untuk membeli narkoba.
Kedutaan Besar Rusia di Paris telah menawarkan bantuan kekonsuleran untuk Durov, namun upaya ini tidak ditanggapi oleh pihak Prancis.
Komentar