JurnalPatroliNews – Jakarta – Bill Ackman, investor kawakan sekaligus penyokong setia kampanye Presiden AS Donald Trump, secara terbuka menyuarakan keprihatinannya atas kebijakan tarif yang baru-baru ini diumumkan oleh Trump. Menurut Ackman, langkah ini justru berpotensi merusak kepercayaan dunia terhadap Amerika Serikat sebagai mitra dagang.
Dalam unggahan di platform X (dulu Twitter), Ackman mengusulkan agar pemerintah AS memberlakukan jeda selama 90 hari terhadap implementasi perang tarif. Ia menilai langkah ini bisa menjadi momen refleksi sebelum dampaknya semakin memburuk terhadap perekonomian global.
“Presiden masih punya kesempatan untuk ambil jeda, beri waktu 90 hari bagi dunia bernapas,” tulis Ackman, dikutip dari Reuters, Senin (7/4/2025).
Ackman memperingatkan bahwa tanpa langkah penangguhan, ekonomi AS bisa menghadapi tekanan besar. Ia memprediksi penurunan tajam dalam investasi bisnis, pengetatan belanja konsumen, serta erosi kepercayaan internasional terhadap stabilitas ekonomi AS.
“Jika Amerika tetap menabuh genderang perang tarif terhadap hampir semua negara, maka iklim usaha akan lumpuh, konsumen akan menutup dompet, dan reputasi kita akan jatuh bebas. Pemulihannya bisa memakan waktu puluhan tahun,” kata Ackman dalam pernyataan terpisah yang dikutip dari CNBC International.
Tak hanya itu, Ackman menganggap kebijakan Trump kali ini terlalu agresif. Ia menyebut AS sedang melangkah menuju “musim dingin ekonomi buatan sendiri,” akibat kebijakan tarif besar-besaran terhadap baik sekutu maupun rival dagang.
“Dengan menargetkan tarif tidak masuk akal pada semua negara, kita justru menghancurkan fondasi kepercayaan dunia pada Amerika,” imbuhnya.
Di sisi lain, Ackman juga melontarkan kritik tajam terhadap Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick. Ia menilai pengangkatan Lutnick, yang perusahaannya berkepentingan pada obligasi jangka panjang, berisiko tinggi menimbulkan konflik kepentingan.
“Menempatkan seseorang yang punya ketergantungan pada pendapatan utang jangka panjang dalam posisi seperti ini bisa sangat berbahaya,” kecam Ackman dalam cuitan lain.
Sementara itu, Trump telah menetapkan kebijakan tarif baru terhadap lebih dari 180 negara dan wilayah. Beberapa negara Asia Tenggara termasuk dalam daftar tarif, seperti Indonesia (32%), Malaysia (24%), Vietnam (36%), dan Singapura (10%). Jepang dikenakan tarif timbal balik sebesar 24%, sementara China menghadapi beban total hingga 54% usai penambahan tarif awal 20% di awal tahun ini.
Tanggapan cepat datang dari Beijing. Pemerintah China melalui Kementerian Keuangan mengumumkan tarif balasan sebesar 34% terhadap produk dari AS yang akan diberlakukan mulai 10 April 2025.
Komentar