Stracke terkejut ketika mendapati bahwa penguin itu jenis Adélie, spesies yang hanya hidup di kawasan Antartika.
Stracke, bersama seorang dokter hewan, kemudian menyelamatkan Pingu.
Bobot tubuh kurang dan dehidrasi
Serangkaian tes darah yang dilakukan terhadap Pingu menunjukkan bobot tubuh penguin tersebut sedikit kurang dan mengalami dehidrasi. Pingu lalu diberikan cairan dan makanan melalui selang khusus.
Begitu kondisinya segar bugar, Pingu akan dilepaskan ke sebuah pantai di Semenanjung Banks yang tidak ada anjing berkeliaran.
Penemuan penguin Adélie di Selandia Baru hanya tercatat tiga kali. Dua peristiwa sebelumnya terjadi pada 1993 dan 1962.
Para pakar berpendapat bahwa ada pertanda buruk jika masyarakat Selandia Baru semakin sering menyaksikan penguin Adélie di masa mendatang.
“Menurut saya, jika kita mulai kedatangan penguin Adélie setiap tahun, sesuatu berubah di laut yang kita perlu pahami,” papar Profesor Philip Seddon, guru besar zoologi di Universitas Otago kepada The Guardian.
“Lebih banyak kajian akan memberikan kita pemahaman lebih banyak ke mana penguin pergi, apa yang mereka lakukan, tren populasinya seperti apa. Intinya mereka akan memberitahu kita mengenai kesehatan ekosistem bahari secara umum,” ujar Seddon.
Komentar