JurnalPatroliNews – Jakarta – Perang antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama sebulan, dengan Israel melancarkan serangan udara yang semakin intensif. Pada Rabu (23/10) malam, serangan besar-besaran dilakukan di pinggiran selatan Beirut, yang merupakan benteng Hizbullah di Lebanon.
Meskipun konflik ini baru berlangsung satu bulan, bentrokan di perbatasan telah terjadi selama setahun akibat dampak konflik antara Hamas dan Israel di Gaza. Hizbullah, yang merupakan kelompok berideologi Syiah di Lebanon dan sekutu Hamas yang didukung Iran, menjadi target utama dalam serangan Israel.
Serangan terbaru di Beirut mencakup 17 serangan udara yang meratakan enam bangunan, menjadikannya malam paling brutal sejak perang dimulai pada 23 September.
Kantor Berita Nasional (NNA) melaporkan bahwa serangan di kawasan Laylaki Beirut menyebabkan kebakaran besar dan menghancurkan kompleks perumahan.
Rekaman menunjukkan ledakan besar yang mengguncang kota setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi dalam bahasa Arab.
Kondisi ini semakin memperburuk situasi warga sipil, yang sudah mengungsi dan kini menghadapi krisis tempat penampungan di Beirut.
Netanyahu Tuduh Hizbullah Rencanakan Invasi
Setelah hampir setahun fokus pada Hamas di Gaza, Israel kini memperluas operasi militernya ke Lebanon dengan menargetkan Hizbullah.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tujuan operasi ini adalah melindungi perbatasan utara dari ancaman Hizbullah.
Israel juga mengonfirmasi kematian Hashem Safieddine, seorang pejabat Hizbullah yang diperkirakan akan menggantikan pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah.
Tyre dalam Kekacauan
Pada hari yang sama, Israel menyerang kota pelabuhan Tyre, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO dan sebelumnya dianggap aman.
Serangan ini menghancurkan tujuh bangunan dan merusak lebih dari 400 apartemen, menyebabkan penduduk melaporkan bahwa “seluruh kota berguncang” akibat serangan.
Di tengah ribuan warga sipil yang terjebak dalam pertempuran di Gaza dan Lebanon, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mendesak negara-negara BRICS untuk membantu mengakhiri konflik ini.
Sementara itu, Hamas mengirim delegasi ke Moskow untuk membahas upaya perdamaian.
Kondisi Gaza dan Suriah
Kekhawatiran juga meningkat di Gaza seiring mendekatnya musim dingin. Ribuan pengungsi di wilayah utara Gaza kekurangan bantuan dan perlindungan, menyulitkan organisasi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan, termasuk vaksinasi polio yang terpaksa ditunda akibat serangan udara Israel.
Di Suriah, serangan udara Israel menghantam sebuah bangunan perumahan di Damaskus dan lokasi militer di Homs, menewaskan satu tentara dan melukai tujuh lainnya.
Komentar