Whipps mengklaim bahwa China telah menawarkan bantuan besar kepada Palau dengan syarat memutuskan hubungan dengan Taiwan. Pernyataan ini disampaikannya saat kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters.
“Kami membutuhkan pembangunan ekonomi, tetapi di saat yang sama, kami memiliki nilai-nilai, kemitraan, dan hubungan yang kami hargai dengan Taiwan,” tambahnya.
“Kami bersedia menjadi teman China, tetapi bukan dengan mengorbankan hubungan kami dengan Taiwan,” lanjutnya. Whipps juga menuduh China “mempersenjatai pariwisata” dengan mencoba mempengaruhi jumlah pengunjung ke Palau.
“Baru-baru ini, ada berita dari China yang menyebutkan bahwa Palau adalah tempat yang tidak aman untuk dikunjungi,” kata Whipps lagi.
“Itulah kenyataan yang kita hadapi,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa Palau dilarang menghadiri pertemuan Asosiasi Agen Perjalanan Asia Pasifik di Makau, China, tepat sebelum ia menghadiri pelantikan Presiden Taiwan, Lai Ching-te, pada Mei lalu.
Ini bukan pertama kalinya Whipps menuduh Beijing mencampuri urusan Palau. Sebelumnya, ia menuding China terkait serangan siber besar yang dialami Palau pada Juni. Whipps mengatakan bahwa analisis data menunjukkan ransomware tersebut kemungkinan dikembangkan di Rusia, dikirim dari Malaysia, dan “tampaknya terkait dengan China.”
Menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF), sekitar setengah dari produk domestik bruto Palau berasal dari pariwisata.
Komentar