JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa Gaza saat ini tengah mengalami “Nakba kedua,” sebuah referensi yang merujuk pada peristiwa 1948 saat puluhan ribu orang Palestina terpaksa mengungsi akibat pendudukan Israel.
Presiden Palestina Abbas menekankan bahwa kondisi yang tengah dihadapi rakyat Palestina di Gaza kini sangat keras, dengan ancaman pemusnahan massal yang tak tertandingi dalam sejarah.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Selasa (12/11), Abbas mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang terus memburuk.
Ia menggambarkan bagaimana rakyat Palestina di wilayah tersebut kini menjadi sasaran serangan besar-besaran, termasuk pemindahan paksa yang dilakukan oleh pasukan Israel.
“Kami menghadapi Nakba kedua di Gaza. Rakyat kami sedang menjadi sasaran pemusnahan massal, dengan ratusan ribu martir dan luka-luka, serta kehancuran yang meluas,” kata Abbas, seperti dikutip Anadolu Agency.
Abbas mengungkapkan, situasi yang dialami oleh warga Gaza termasuk kelaparan, penyakit, dan epidemi, yang semakin memperburuk kondisi mereka.
Ia juga menambahkan bahwa Israel telah menciptakan kondisi di Gaza yang menjadikan wilayah tersebut “tidak dapat dihuni,” dan kejadian yang terjadi baru-baru ini di Gaza utara adalah bukti nyata dari keadaan tersebut.
Peringatan tersebut muncul setelah pasukan Israel mengeluarkan perintah untuk memindahkan ribuan warga Palestina dari wilayah Gaza utara, termasuk kawasan Sheikh Radwan dan Jabalia, menuju daerah yang lebih selatan, yaitu Al Mawasi, yang diklaim sebagai zona aman oleh militer Israel. Pemindahan ini dilakukan dengan dalih akan ada serangan militer besar-besaran di wilayah tersebut.
Abbas menegaskan bahwa upaya pemindahan paksa rakyat Palestina ini tidak akan berhasil. “Kami tidak akan membiarkan ini terjadi.
Kami akan terus bertahan dengan ketahanan rakyat kami dan dukungan dari saudara-saudara serta teman-teman kami di seluruh dunia,” ujar Abbas dengan tegas.
Belum lama ini, ada laporan yang mengungkap bahwa Israel sedang berdiskusi dengan beberapa negara Afrika, termasuk Republik Demokratik Kongo, untuk memindahkan migran Palestina dari Gaza. Diskusi ini menambah ketegangan internasional mengenai rencana pemindahan paksa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Perang yang sedang berlangsung di Gaza, yang dimulai sejak serangan Israel terhadap Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya, terus memicu gelombang kekerasan dan penderitaan bagi rakyat Palestina.
Israel mengklaim operasi militer ini dilakukan untuk menghancurkan milisi Hamas yang menguasai wilayah Gaza. Namun, dunia internasional telah mengkritik keras dampak kemanusiaan yang terjadi akibat serangan ini, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa di kedua belah pihak.
Komentar