JurnalPatroliNews – Hamas – Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu (31/7) untuk membahas pembunuhan seorang pemimpin senior Hamas, atas permintaan Iran.
Dalam sesi tersebut, Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, mengutuk pembunuhan tersebut, menegaskan bahwa serangan ini merupakan sabotase terang-terangan terhadap upaya perdamaian.
“China sangat khawatir dengan memburuknya situasi di kawasan yang mungkin dipicu oleh insiden ini,” kata Fu, seperti dikutip dari TRT World.
Senada dengan Fu, utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, menyebut Israel sebagai teroris atas pembunuhan Haniyeh.
“Ini bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga serangan brutal terhadap fondasi diplomasi, kedaulatan negara, dan prinsip-prinsip tatanan global,” ujarnya. Bendjama juga mendesak masyarakat internasional untuk bertindak dan mencegah terjadinya pelanggaran hukum internasional lebih lanjut. “Kami menyerukan gencatan senjata segera dan pencabutan blokade Gaza yang tidak manusiawi,” tambahnya.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menyoroti bahwa serangan ini dapat memperburuk ketegangan di kawasan dan menyeret Iran ke dalam eskalasi yang sudah memanas. “Ini merupakan pukulan telak bagi negosiasi mediasi antara Hamas dan Israel yang berfokus pada gencatan senjata di Jalur Gaza. Ismail Haniyeh adalah peserta penting dalam hal ini,” katanya.
Polyansky menekankan pentingnya menghindari perang regional dan mendorong implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan 1701, yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hizbullah serta penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Komentar