JurnalPatroliNews – Taipei,- Koordinator senior Radio Taiwan International (Rti) yang berasal dari Indonesia, Tony Thamsir menyerukan pentingnya memahami dan menjaga nilai-nilai demokrasi, inklusivitas, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan Asia-Pasifik, serta mengubah rasa benci menjadi cinta demi menciptakan dunia yang indah.
Tony, Koordinator Senior Departemen Bahasa Asing Rti, diundang untuk menyampaikan pidato dalam
sebuah panel di hari Kamis (22/8/2024) pada konferensi internasional Asia Center ke-9, “Shrinking
Civic Space in Asia-Stories of Resistance and Pushback” di Bangkok, Thailand.
Tony dalam pidatonya menceritakan bahwa sebagai seorang keturunan Tionghoa-Indonesia yang
hidup miskin di bawah rezim Soeharto, ia bertemu berbagai tantangan yang signifikan, termasuk
diskriminasi dan intimidasi terkait rasnya.
Hal tersebut menumbuhkan keinginannya untuk pindah dari tanah kelahirannya itu, hingga ia tiba di
Taiwan pada 1994 dan melanjutkan studi S1 dalam Ilmu Politik di Universitas Nasional Chengchi,
lanjut Tony.
Setelah lulus, kata Tony, ia bekerja di Pemerintah Kota Taipei dan ditugasi menjadi konsultan bagi
pekerja migran Indonesia, yang sempat ia tolak karena terbesit ingatannya akan perlakuan yang
harus ia hadapi selama berada di Indonesia, ditambah kerusuhan 1998 yang menimpa keluarganya.
Ia berubah pikiran setelah mendapat pesan dari atasannya, yang memintanya melepaskan semua
bentuk perasaan benci dan menghadapi langsung semua hal yang ia tidak sukai, kata Tony yang
berdarah Hakka, Aceh, dan Kanton.
Setelah itu, kata Tony, ia pun menerima tugasnya untuk memberikan konsultasi bagi para pekerja
migran Indonesia, hingga membantu menangani berbagai permasalahan mereka termasuk
kesalahpahaman, pelecehan, kecelakaan kerja, tindakan kekerasan, sampai mereka yang meninggal.
Semua ini mengubah perasaan tidak sukanya menjadi empati, kata Tony, menambahkan bahwa ia
merasa apa yang dihadapi para pekerja migran Indonesia di Taiwan serupa dengan apa yang dahulu
ia hadapi ketika baru sampai di negara tersebut.
Tony mengungkapkan bahwa setelah itu ia berlabuh menjadi penyiar Indonesia di Rti, hingga kini
menjabat sebagai Koordinator Senior Departemen Bahasa Asing di media tersebut.
Tony mengatakan misinya adalah untuk selalu mengintegrasikan imigran baru ke dalam masyarakat
Taiwan melalui penyiaran multibahasa, menambahkan bahwa ia percaya komunikasi adalah kunci
untuk menumbuhkan pemahaman dan penerimaan.
Melalui pekerjaannya, kata Tony, ia membantu para pendatang baru, termasuk pelajar, pekerja
migran, imigran baru, hingga profesional untuk menavigasi lingkungan baru mereka dengan program
yang berbeda dalam acara di radio, termasuk pelajaran bahasa dan perkenalan budaya.
Komentar