JurnalPatroliNews – Jakarta, Mantan Presiden Donald Trump kembali menjadi pusat perhatian publik. Penyebabnya, pidatonya dalam acara Partai Republik di Greenville, North Carolina pada akhir pekan lalu.
Dalam pidato tersebut, Trump kembali ahli epidemiologi terkemuka Anthony Fauci dan menuntut China untuk membayar US$10 triliun sebagai dana “reparasi” untuk pandemi Covid-19.
Dalam acara tersebut, Trump menyebut Anthony Fauci, Direktur Institute Alergi dan Pusat Penyakit Menular Nasional AS “bukan dokter yang hebat, tetapi promotor yang hebat”. Trump dan Fauci memang beda pendapat soal penanganan Covid-19 di AS.
“Pada awalnya Fauci bilang ‘tidak perlu masker’. Ingat itu? Kemudian ia menjadi pendukung penggunaan masker. Pakai tiga, empat. Pakai kacmata juga. Pakailah selama lima atau enam tahun lagi,” ujar Trump sambil tertawa, seperti dikutip dari Hindustan Times, Senin (7/6/2021).
Trump juga menekan China atas pandemi Covid-19. Menurutnya waktunya sudah tiba bagi Amerika Serikat dan dunia untuk menuntut perbaikan dan akuntabilias dari Partai Komunis China.
“Kita semua harus menyatakan dengan satu suara bahwa China harus membayar,” terang Trump sambil mengusulkan nilainya sebesar US$10 triliun dengan tarif tambahan.
Ketika memerintah AS, Trump memang secara terang-terangan menyalahkan China atas menyebarnya virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan China. Bahkan ia pernah menyebut Covid-19 sebagai virus China.
Pada masa pemerintahannya hampir 600 ribu warga AS meninggal karena Covid-19. Trump dan istrinya juga sempat terinfeksi Covid-19. Ini merupakan salah satu faktor kekalahannya dari Joe Biden dalam pemilihan Presiden pada November 2020.
(cnbc)
Komentar