Sri Lanka Laksanakan Pemilu Perdana Usai Krisis Ekonomi dan Politik

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sri Lanka mengadakan pemilihan umum pertama sejak krisis ekonomi dan politik yang mengguncang negara tersebut pada 2022-2023 lalu. Pemilu ini berlangsung pada Sabtu (21/9), dengan Presiden Ranil Wickremesinghe berupaya mendapatkan mandat baru untuk melanjutkan upayanya mengatasi krisis yang melanda negara.

Sejak menggantikan Gotabaya Rajapaksa, yang melarikan diri akibat protes besar-besaran, Wickremesinghe telah berjuang keras memulihkan stabilitas di Sri Lanka. Krisis ekonomi yang dimulai pada 2022 berujung pada gerakan massa yang berhasil menduduki istana kepresidenan.

“Saya sudah mengangkat negara ini dari kebangkrutan. Kini, saya berjanji untuk membawa Sri Lanka menuju ekonomi, sistem sosial, dan politik yang lebih maju,” ungkap Wickremesinghe.

Kebijakan-kebijakan yang diterapkannya, termasuk kenaikan pajak sebagai syarat paket bantuan dari IMF senilai 2,9 miliar dolar AS, tidak semuanya diterima dengan baik oleh masyarakat. Meski demikian, Wickremesinghe tetap berusaha mempertahankan dukungan publik.

Namun, pemilihan ini diprediksi akan menghadirkan tantangan berat bagi Wickremesinghe, terutama dari dua pesaing utamanya: Anura Kumara Dissanayaka dan Sajith Premadasa. Dissanayaka, pemimpin partai sayap kiri National People’s Power (NPP), berhasil meraih dukungan signifikan setelah krisis yang melanda negara. Partai ini sebelumnya dikenal dengan sejarah pemberontakan berdarah yang gagal pada dekade 70-an hingga 80-an.

Di sisi lain, Premadasa, putra mantan presiden yang tewas pada 1993 di tengah perang saudara, berjanji untuk memberantas korupsi yang merajalela di Sri Lanka. Ia juga berkomitmen untuk merundingkan ulang ketentuan paket bantuan IMF.

Pengamat politik dari lembaga think tank Advocata, Murtaza Jafferjee, menyatakan bahwa banyak pemilih ingin menyampaikan pesan kuat bahwa mereka kecewa dengan tata kelola pemerintahan saat ini.

Lebih dari 17 juta pemilih diharapkan memberikan suara mereka dalam pemilu ini, dengan lebih dari 63 ribu polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan tempat pemungutan suara. Pemungutan suara ditutup pada pukul 16.00 waktu setempat, dan penghitungan suara akan dimulai pada Sabtu malam.

Komentar