JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketegangan kembali memuncak di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja, mendorong pemerintah Thailand mengambil langkah cepat dengan menutup dua titik perlintasan wisata per 7 Juni 2025.
Menurut pejabat setempat di Provinsi Chanthaburi — salah satu wilayah perbatasan timur Thailand — penangguhan akses tersebut diberlakukan secara sementara demi menjaga stabilitas nasional menyusul insiden bersenjata yang menewaskan satu prajurit asal Kamboja.
Kebijakan ini untuk sementara hanya berdampak pada lalu lintas wisatawan. Sementara itu, jalur perdagangan tetap berfungsi normal dan para pekerja migran asal Kamboja masih diperbolehkan memasuki wilayah Thailand seperti biasa.
Dalam pernyataan resmi militer Thailand, pertempuran kecil dipicu oleh dugaan tembakan awal dari pasukan Kamboja di dekat wilayah Ubon Ratchathani pada Rabu, 28 Mei 2025. Pasukan Thailand kemudian melakukan aksi balasan, yang menyebabkan baku tembak berlangsung sekitar 10 menit.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, menyayangkan keputusan otoritas militer Kamboja yang menolak menarik pasukan mereka dari wilayah sengketa.
“Kami sangat menyesalkan bahwa pihak Kamboja belum bersedia menurunkan eskalasi dan masih mempertahankan kehadiran bersenjata di area yang diperselisihkan,” ujar Phumtham dalam siaran resmi.
Permasalahan perbatasan kedua negara ini bukan isu baru. Konflik telah membayangi kawasan tersebut sejak 2008, utamanya karena sengketa kepemilikan atas situs cagar budaya kuno, Kuil Preah Vihear. Pada 2013, Mahkamah Internasional menetapkan bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja. Namun, hingga kini Thailand belum sepenuhnya mengakui putusan tersebut.
Ketegangan yang sempat mereda dalam beberapa tahun terakhir kini kembali menguat, meski Bangkok menegaskan komitmennya menyelesaikan persoalan ini melalui jalur diplomatik.
“Thailand tetap berpegang pada prinsip penyelesaian damai berdasarkan hukum internasional serta perjanjian bilateral yang telah disepakati,” demikian bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan Thailand.
Komentar