Toko Buku Israel Tarik Seluruh Karya Penulis Irlandia Sally Rooney Dalam Sengketa Boikot

JurnalPatroliNews – Dua dari toko buku terbesar Israel mengatakan tidak lagi menjual seluruh karya Sally Rooney, sesudah pengarang Irlandia itu menolak novel barunya diterjemahkan ke dalam Bahasa Ibrani, bahasa resmi Israel, oleh perusahaan penerbit Israel.

Toko buku Steimatzky dan Tzomet Sefarim mengatakan pada Kamis (04/11) bahwa buku-buku Rooney ditarik dari seluruh jaringan toko dan situs penjualan mereka. Kedua toko besar tersebut mempunyai lebih dari 200 toko di Israel.

“Jaringan Steimatzky adalah panggung literatur dan rumah yang hangat serta yang merangkul bagi seluruh karya literatur yang mencintai karya tulis.” Demikian pernyataan pers Steimatzky.

Pemboikotan oleh jaringan toko buku Israel ini ditempuh setelah bulan lalu Rooney mengatakan ia menolak novelnya diterjemahkan oleh perusahaan Israel. Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan memboikot Israel sehubungan dengan berbagai kebijakannya terhadap Palestina.

Dikatakan oleh penulis yang banyak dikagumi itu bahwa merupakan “kehormatan” jika novel terbarunya Beautiful World, Where Are You diterjemahkan ke Ibrani oleh perusahaan yang sikap politiknya sama dengannya.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan boikot terhadap Israel adalah bentuk antisemitisme.

Rooney sebelumnya terpaksa mengeluarkan pernyataan untuk menjernihkan tindakannya sesudah muncul tuduhan bahwa ia tidak mengizinkan novelnya diterjemahkan ke Bahasa Ibrani sama-sekali.

Tuduhan ini mencuat setelah Rooney dilaporkan menolak upaya penerbit Israel, Modan, untuk mendapatkan lisensi menerjemahkan karya barunya tersebut.

Kata Sally Rooney, ia justru “sangat bangga” dua buku sebelumnya – Conversations With Friends (2017) dan Normal People (2018) – diterjemahkan ke Bahasa Ibrani, “untuk saat ini, saya memilih untuk tidak menjual lisensi penerjemahan buku ke penerbit yang berbasis di Israel”.

Dengan merujuk laporan Human Rights Watch (HRW) yang menuduh Israel melakukan kejahatan apartheid, Sally Rooney mengatakan keputusannya diambil sebagai dukungan atas gerakan pro-Palestina.

Gerakan itu bernama Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), atau Boikot, Divestasi dan Sanksi, yang menyerukan boikot total terhadap Israel.

Ditambahkan ia tidak bisa, “menerima kontrak baru dengan perusahaan Israel yang tidak secara terbuka menjaga jarak dari apartheid dan mendukung hak-hak rakyat Palestina yang sudah ditetapkan PBB.

Komentar