Tolong Bantu Saya! Mahasiswa Afghanistan di Luar Negeri Waswas Keluarga Terkepung Taliban

JurnalPatroliNews Jakarta – Farhan, 25 Tahun (bukan nama sebenarnya), tampak putus asa saat mengetahui kelompok radikal Taliban menguasai Afghanistan pada 14 Agustus 2021 lalu. Farhan adalah mahasiswa Afghanistan yang mendapat beasiswa dari Bank Dunia pada 2014 lalu untuk kuliah di India.

Pada Juli 2019, dia pulang ke Afghanistan untuk mengunjungi keluarganya sebentar. Namun yang terjadi, dia tidak dapat kembali lagi ke Afghanistan sejak itu karena pandemi virus corona. Sekarang, Farhan pun masih belum bisa ke kampung halamannya karena kekacauan pasca-runtuhnya pemerintah dan militer Afghanistan.

“Saya merasa putus asa,” kata Farhan.

Farhan berasal dari provinsi Kunar di Afghanistan timur. Dia lahir di sebuah kamp pengungsi beberapa tahun setelah perang Soviet-Afghanistan.

Ayah Farhan adalah seorang pengusaha di provinsi Kunar. Sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Farhan mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia pada 2014 setelah mendapatkan juara dua dalam ujian Nasional Kankor di provinsi Kunar dan rangking ke-25 nasional seluruh Afghanistan.

Farhan memiliki mimpi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik di luar Afghanistan. Ia ingin menjadi lebih terdidik dan kembali ke negara asalnya untuk membantu orang lain dan berbagi ilmu.

Dia mengatakan ingin menyebarkan pesan perdamaian, terutama di kalangan pemuda Afghanistan.

“Saya ingin kembali ke provinsi saya untuk mengajari pada semua orang bahwa perang bukanlah jawaban, kita juga bisa hidup damai,” ujarnya.

Kenangan tentang Afghanistan yang dilanda perang, sekarang menghantuinya lagi sejak Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus 2021 lalu. Kekuasaan Taliban telah meninggalkan kekosongan administrasi yang telah memperkuat kekhawatiran akan keruntuhan keuangan dan kelaparan yang meluas di Afghanistan.

“Saya sedang mengemasi tas saya siap untuk terbang ke Kabul, ketika teman sekamar saya memberitahu saya bahwa Taliban telah menguasai provinsi Kunar. Saya benar-benar terkejut dan segera menelpon saudara laki-laki saya yang mengkonfirmasi berita itu. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Di sini saya sudah siap untuk bertemu keluarga saya setelah dua tahun yang panjang,” katanya.

Salah satu saudara laki-laki Farhan, yang bekerja sebagai petugas logistik di provinsi Kunar, ditahan Taliban pada malam mereka menguasai daerah itu.

“Saudara laki-laki saya, yang biasanya pulang kerja pukul 6 sore, berada dalam tahanan Taliban sampai tengah malam karena mereka memasuki rumah sakit untuk meminta rincian dari semua orang. Dia diselamatkan oleh kerabat kami setelah tengah malam,” kata Farhan.

Ribuan orang telah meninggalkan Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan. Banyak warga Afghanistan yang ketakutan akan pembalasan dan kembalinya negara itu ke versi keras syariah yang dulu pernah diberlakukan Taliban ketika berkuasa pada 1996 hingga 2001, khususnya penindasan terhadap perempuan.

“Saudara-saudara perempuan saya, bersama-sama mengelola butik kecil pakaian tradisional Afghanistan, mereka sekarang tidak akan pernah bisa lagi mengejar kecintaan mereka pada desain pakaian,” tambahan Farhan.

Sudah dua minggu sejak Taliban mengambil alih, Farhan sempat kesulitan berbicara lewat telepon dengan orang tuanya karena masalah jaringan.

“Sebelumnya, setiap kali kami berbicara, kami akan bertanya tentang kesehatan satu sama lain, rencana kami untuk minggu ini dan apakah kami makan dengan baik. Hari ini percakapan kami hanya tentang apakah kami hidup atau mati. Apakah kami berhasil bertahan hidup atau tidak,” kata Farhan.

Farhan juga merasa putus asa karena alasan lain, dia termasuk di antara ribuan pelajar Afghanistan di India yang masa depannya tidak pasti karena prospek visa mereka akan segera berakhir dan banyak visa yang dibatalkan oleh India. Mereka sedang menunggu semacam keajaiban, berharap agar visa pelajar atau beasiswa mereka di perpanjang.

Pada 17 Agustus 2021, India memerintahkan pembatalan semua visa bermaterai untuk warga negara Afghanistan dan meminta orang-orang untuk mengajukan e-visa untuk memasuki India. Visa yang dikeluarkan sebelumnya untuk semua warga negara Afghanistan, yang saat ini tidak berada di India, tidak berlaku lagi.

Farhan mengatakan dia telah mengetuk pintu Dewan Hubungan Budaya India (ICCR) mencari beasiswa dan Kantor Registrasi Regional Orang Asing (FRRO) untuk bantuan dengan visanya yang akan segera berakhir, tetapi tidak mendapat tanggapan dari keduanya.

“Saya mengalami gangguan mental. Saya baru saja menyelesaikan program master saya (S2) dan saya sekarang membiayai hidup sendiri. Visa saya hampir habis. Setelah beberapa kali mencoba menghubungi ICCR untuk memberikan saya beasiswa atau membiayai saya, tidak ada tanggapan. Saya juga mengunjungi FRRO mencari bantuan untuk memperpanjang visa saya, tetapi tidak ada yang menanggapi di sana juga,” tambahnya.

Bank-bank di Afghanistan masih tutup dua minggu setelah jatuhnya Kota Kabul ke Taliban. Farhan mengatakan kendati situasi Afghanistan sekarang sedang memburuk, namun dia sangat ingin pulang.

“Saya tahu tidak ada penerbangan sekarang. Tetapi saya ingin pulang. Saya tidak punya uang karena bank tutup di Afghanistan dan orang tua saya tidak dapat mendukung saya (keuangan). Saya tidak dapat meninggalkan mereka dalam bahaya di tangan Taliban. Tolong bantu saya.”

(*/lk/dilansir)

Komentar