Penyebab Kepanikan
Pejabat pemerintah setempat, Akanksha Rana, mengatakan kepada Press Trust of India (PTI) bahwa kepanikan terjadi setelah beberapa pembatas kerumunan roboh. Hal ini menyebabkan peziarah yang berjalan menuju lokasi mandi suci saling mendorong dalam kepanikan.
Malti Pandey, seorang peziarah yang selamat, menggambarkan momen mengerikan tersebut.
“Saya sedang berjalan menuju sungai di jalur yang dibatasi pagar ketika tiba-tiba kerumunan mulai mendorong,” ujar pria berusia 42 tahun itu. “Banyak orang terinjak dan tertindih.”
Kumbh Mela merupakan festival yang sangat dihormati dalam kepercayaan Hindu, yang berakar dari mitologi tentang pertempuran antara para dewa dan iblis untuk memperoleh kendi berisi amrita, atau nektar keabadian. Oleh karena itu, ritual mandi di sungai suci dipercaya dapat menyucikan jiwa dan menghapus dosa-dosa masa lalu.
Tahun ini, panitia festival memperkirakan hingga 400 juta peziarah akan menghadiri Kumbh Mela sebelum acara berakhir pada 26 Februari. Jumlah tersebut setara dengan populasi sebuah negara besar, sehingga pengelolaan massa menjadi tantangan besar bagi otoritas keamanan.
Mengingat sejarah panjang insiden tragis di Kumbh Mela, pihak berwenang telah meningkatkan langkah-langkah keamanan dengan memasang ratusan kamera pengawas dan drone untuk memantau pergerakan kerumunan. Teknologi ini terhubung ke pusat komando yang dirancang untuk mendeteksi potensi bahaya akibat kepadatan massa.
Namun, meskipun berbagai langkah pencegahan telah diterapkan, insiden desak-desakan tetap terjadi. Tragedi ini mengingatkan kembali pada peristiwa serupa tahun 1954, di mana lebih dari 400 orang meninggal dalam satu hari akibat terinjak atau tenggelam. Selain itu, pada tahun 2013, festival Kumbh Mela di Prayagraj juga mencatat 36 korban jiwa akibat kepanikan massal.
Komentar