Pada masa jabatan pertamanya, Trump pernah mengumumkan larangan bagi tentara transgender untuk bertugas di militer. Namun, kebijakan itu hanya membatasi perekrutan baru, sementara personel yang sudah aktif tetap diperbolehkan bertugas. Larangan tersebut kemudian dicabut oleh Presiden Joe Biden pada 2021.
Menurut data Departemen Pertahanan, militer AS memiliki sekitar 1,3 juta personel aktif, dengan perkiraan jumlah anggota transgender mencapai 15.000. Meski demikian, pejabat pemerintah memperkirakan jumlah sebenarnya hanya beberapa ribu.
Saat pertama kali mengusulkan larangan terhadap tentara transgender pada 2017, Trump beralasan bahwa militer harus fokus pada efektivitas tempur tanpa terbebani oleh “biaya medis yang tinggi dan gangguan operasional” akibat keberadaan personel transgender.
Arah Baru di Pentagon
Sebagai Menteri Pertahanan, Hegseth menegaskan komitmennya untuk melakukan reformasi besar-besaran di Pentagon, dengan menempatkan penghapusan kebijakan DEI sebagai prioritas utama.
Salah satu perintah eksekutif Trump juga mewajibkan akademi militer untuk mengajarkan bahwa “Amerika dan dokumen pendiriannya tetap menjadi kekuatan terbesar untuk kebaikan dalam sejarah manusia.”
Menyesuaikan kebijakan baru ini, Angkatan Udara AS mengumumkan bahwa mereka akan kembali menayangkan video pelatihan tentang Tuskegee Airmen, penerbang kulit hitam pertama dalam sejarah militer AS. Keputusan ini dibuat setelah video tersebut dinyatakan sesuai dengan larangan terhadap inisiatif DEI.
Di Pentagon, Hegseth disambut oleh Jenderal Angkatan Udara C.Q. Brown, pejabat tinggi militer AS yang sebelumnya ia kritik dalam bukunya. Saat ditanya apakah Brown akan dipecat, Hegseth menanggapinya dengan candaan, “Saya berdiri di sampingnya sekarang dan menantikan kerja sama dengannya,” katanya sambil menepuk pundak Brown.
Sumber di Pentagon menyebutkan bahwa gelombang pemecatan di jajaran petinggi militer masih menjadi kemungkinan, meskipun Hegseth tidak secara terbuka mengonfirmasinya.
Komentar