Awad menyatakan bahwa banyak pemilih Muslim dan Arab merasa tidak diakomodasi oleh Harris karena dukungan tanpa syaratnya terhadap Israel.
Merujuk laporan dari Al-Jazeera dan Fox News, aktivis Arab di Dearborn, Michigan, menyatakan bahwa Kamala mengabaikan seruan kelompoknya untuk mengevaluasi kembali sikap Gedung Putih terkait Israel.
Michigan, sebagai salah satu swing state yang memiliki populasi Muslim yang cukup besar, memainkan peran penting dalam hasil pemilu AS. Salah satu aktivis mengatakan bahwa “genosida adalah kebijakan yang buruk,” mengomentari dukungan Harris terhadap Israel di tengah krisis Gaza dan Lebanon.
Adam Abusalah, seorang aktivis, menyebutkan bahwa keputusan Harris untuk mendukung Israel tanpa syarat mengorbankan dukungan dari basis Demokrat yang terdiri dari Arab, Muslim Amerika, kaum muda, dan progresif.
“Kekalahan ini bukan salah kami. Mereka tidak bisa menyalahkan komunitas kami,” tegasnya.
Di sisi lain, Hussein Dabajeh, konsultan politik keturunan Lebanon di Detroit, menyatakan bahwa meskipun belum mengetahui sepenuhnya dampak terpilihnya Trump bagi Muslim dan Arab Amerika, ia berharap perubahan ini membawa kebaikan dan dapat mempersatukan Amerika.
“Saya berharap negara ini bisa bersatu, dan Partai Demokrat belajar dari kekalahan ini,” katanya.
Komentar