JurnalPatroliNews – Jakarta – Uni Eropa bersiap melancarkan tindakan balasan terhadap kebijakan tarif impor baja dan aluminium yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Komisi Eropa mengonfirmasi pada Rabu (12/3/2024) bahwa kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 April 2024, sebagai respons terhadap tarif 25% yang diberlakukan pemerintah AS.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menegaskan bahwa Uni Eropa sangat menyayangkan langkah AS tersebut. “Kami tidak memiliki pilihan lain selain mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan ekonomi kami,” ujarnya dalam konferensi pers di Brussels, seperti dikutip AFP. Brussels menegaskan bahwa tarif AS adalah “pembatasan perdagangan yang tidak dapat dibenarkan.”
Menurut von der Leyen, kebijakan AS ini bernilai sekitar US$28 miliar (Rp 460,8 triliun). Uni Eropa pun akan menerapkan langkah serupa dengan mengenakan tarif pada berbagai produk asal AS, termasuk bourbon, sepeda motor Harley-Davidson, serta produk pertanian seperti jagung dan kedelai.
“Tarif adalah pajak yang membebani bisnis dan konsumen. Ini mengganggu rantai pasokan dan menciptakan ketidakpastian ekonomi,” tambahnya.
Di sisi lain, Inggris menyatakan kekecewaan atas kebijakan tarif baja AS tetapi belum memastikan apakah akan menerapkan langkah serupa. Pemerintah Inggris masih mengevaluasi dampaknya terhadap industri dalam negeri sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Kebijakan tarif ini pertama kali diperkenalkan Presiden AS Donald Trump pada 2018 dan terus berlanjut di bawah pemerintahan saat ini. AS beralasan, kebijakan ini bertujuan melindungi industri baja dalam negeri dari persaingan global, terutama dari Asia. Namun, banyak pihak, termasuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), memperingatkan bahwa langkah ini bisa memperburuk perang dagang dan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Hingga kini, AS belum memberikan tanggapan resmi atas langkah Uni Eropa ini. Namun, sumber dari Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan industri dalam negeri.
Sementara dunia menunggu perkembangan selanjutnya, para analis memperkirakan harga produk berbasis baja dan aluminium akan mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan.
Komentar