JurnalPatroliNews – Kenya – Wakil Presiden Kenya, Rigathi Gachagua, resmi dimakzulkan oleh Senat Kenya pada Jumat, 18 Oktober 2024, meski sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Gachagua dipecat setelah Senat menyetujui pemakzulan atas lima dari sebelas dakwaan pelanggaran berat yang menimpanya. Pekan sebelumnya, Majelis Nasional Kenya juga telah memberikan suara mayoritas untuk mencopotnya dari jabatannya.
“Senat telah memutuskan untuk memberhentikan Yang Mulia Rigathi Gachagua, Wakil Presiden Republik Kenya,” ujar juru bicara Senat, Amason Kingi, seusai pemungutan suara, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Dengan pemakzulan ini, Gachagua menjadi wakil presiden pertama dalam sejarah Kenya yang dicopot dari jabatannya sejak konstitusi 2010 yang direvisi memungkinkan proses ini.
Pemakzulan Gachagua muncul setelah perseteruan panjang dengan Presiden William Ruto. Meski sebelumnya berperan penting dalam membantu Ruto meraih kemenangan pemilu 2022 dengan dukungan kuat dari wilayah Gunung Kenya, hubungan keduanya memburuk.
Gachagua dinyatakan bersalah atas beberapa pelanggaran konstitusi, termasuk intimidasi terhadap hakim dan memicu politik berbasis etnis yang memecah belah, meskipun ia dibebaskan dari tuduhan korupsi dan pencucian uang.
Saat proses pemakzulan berlangsung, Gachagua dirawat di Rumah Sakit Karen Dan Gikonyo di Nairobi karena keluhan sakit dada parah. Kepala Kardiologi rumah sakit mengonfirmasi bahwa Gachagua dalam kondisi stabil tetapi harus tetap dirawat selama 48-72 jam ke depan.
Pemakzulan Gachagua disetujui oleh 282 anggota Majelis Nasional pada 8 Oktober, jauh melebihi dua pertiga suara yang dibutuhkan. Di Senat, proses pemungutan suara lebih sederhana, di mana senator hanya perlu mendukung satu dari dakwaan dengan suara mayoritas dua pertiga untuk meloloskan pemakzulan.
Presiden Ruto kini memiliki waktu 14 hari untuk menunjuk wakil presiden baru. Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Gachagua di antaranya adalah Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki, Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri Kabinet Musalia Mudavadi, serta Gubernur Anne Waiguru.
Komentar