]JurnalPatroliNews – AS – Pasar saham utama Amerika Serikat di Wall Street berakhir dengan penguatan pada penutupan Jumat, 1 November 2024.
Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan saham Amazon, sementara investor tampaknya mengabaikan data ekonomi terbaru dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat.
Saham Amazon melesat hingga 6,2 persen setelah laporan pendapatan terbaru menunjukkan peningkatan penjualan ritel yang signifikan, melampaui ekspektasi Wall Street.
Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, mengungkapkan bahwa awal bulan baru kerap memberi angin segar bagi investor, apalagi setelah penurunan tajam sebelumnya dan hasil menggembirakan dari Amazon dan Apple.
Penguatan saham Amazon ikut mendorong indeks sektor Consumer Discretionary naik 2,4 persen, mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, sektor utilitas dan real estat mencatatkan kinerja terburuk pada hari itu.
Namun, saham Apple justru melemah 1,2 persen di tengah kekhawatiran investor terkait penurunan penjualan di pasar China.
Saham-saham teknologi besar lain, seperti Meta Platforms dan Microsoft, yang sebelumnya melaporkan tingginya biaya infrastruktur terkait AI, juga menambah tekanan pada Nasdaq di hari sebelumnya.
Mengutip data dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average meningkat sebesar 288,73 poin atau 0,69 persen ke posisi 42.052. S&P 500 naik 23,35 poin atau 0,41 persen ke 5.728, sementara Nasdaq Composite bertambah 144,77 poin atau 0,80 persen menjadi 18.239.
Meski ketiga indeks mengalami kenaikan harian, secara mingguan masih mencatatkan penurunan dengan S&P 500 turun 1,38 persen, Nasdaq turun 1,51 persen, dan Dow turun 0,16 persen.
Investor kini juga mengamati ketatnya persaingan dalam pemilu AS yang berpotensi menambah ketidakpastian pasar, serta pertemuan Federal Reserve yang akan berlangsung pekan ini.
Saham Intel naik signifikan hingga 7,8 persen setelah memberikan proyeksi pendapatan yang optimis, sementara Chevron mencatatkan kenaikan 2,8 persen berkat peningkatan produksi minyak yang mendorong laba kuartal ketiga mereka.
Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang menurun lebih banyak daripada yang meningkat dengan rasio 1,21 berbanding 1.
Komentar