Zelensky Serang Rusia dengan Drone, Trump Hubungi Putin

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Rabu, 5 Mei 2025. Percakapan ini berlangsung setelah Ukraina, yang mendapat dukungan dari AS, melancarkan serangan besar-besaran menggunakan ratusan drone ke beberapa pangkalan militer Rusia di wilayah dalam negeri Moskow.

Trump mengumumkan panggilan tersebut lewat unggahan di platform Truth Social. Dia menyatakan pembicaraan mereka berlangsung lebih dari satu jam dan menilai percakapan itu berjalan baik.

“Kami membicarakan serangan-serangan terhadap pesawat militer Rusia yang berada di pangkalan-pangkalan, dilakukan oleh Ukraina, serta serangkaian serangan lain yang terjadi di antara kedua negara,” tulis Trump, sambil menegaskan bahwa diskusi ini bukanlah langkah langsung menuju perdamaian.

Terkait serangan yang dilakukan Kyiv, Trump menyebut bahwa Putin berjanji akan menanggapi aksi tersebut dengan tegas sebagai bentuk balasan dari Moskow.

“Presiden Rusia menyatakan dengan sangat jelas bahwa dia akan menindaklanjuti serangan-serangan terbaru yang menargetkan pangkalan udara Rusia,” kata Trump.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi adanya pembicaraan telepon tersebut. Yury Ushakov, penasihat utama Presiden Putin untuk kebijakan luar negeri, menjelaskan dalam konferensi pers bahwa kedua pemimpin sepakat untuk terus berkomunikasi terkait konflik Ukraina, baik di tingkat tertinggi maupun melalui saluran resmi lainnya.

Ushakov menyampaikan, “Putin menegaskan bahwa Kyiv mencoba menggagalkan proses negosiasi damai dengan meluncurkan serangan terencana terhadap wilayah sipil Rusia berdasarkan perintah langsung dari pimpinan Ukraina.”

Serangan menggunakan pesawat nirawak (drone) yang dilancarkan Ukraina terjadi pada hari Minggu sebelumnya, menargetkan beberapa pangkalan udara Rusia dari Murmansk di wilayah Kutub Utara hingga Irkutsk di Siberia.

Pihak Kyiv mengklaim bahwa serangan ini berhasil merusak atau menghancurkan sekitar 40 pesawat tempur Rusia, termasuk bomber jarak jauh model Tu-95 dan Tu-22. Menurut laporan, drone tersebut membawa bahan peledak dan diluncurkan dari truk komersial yang secara diam-diam masuk ke wilayah Rusia.

Para analis militer membandingkan serangan ini dengan kejadian serangan Angkatan Laut Jepang di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, yang akhirnya memicu keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II.

Komentar