Sebut Kinerja Penanganan Covid-19 Otentik Bukan Kosmetik, Anies: Sistem Ini Dibuat Nggak Bisa Terlihat, Kalau Difoto Sistem Nggak Bisa Difoto

JurnalPatroliNews – Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan telah membangun sistem yang baik dalam menanggulangi pandemi Covid-19 di ibu kota.

Menurut Anies, penanganan pandemi Covid-19 harus menggunakan kinerja yang otentik, bukan menggunakan kosmetik.

“Hikmahnya besar sekali, begitu sistem ini dibuat nggak bisa terlihat, kalau difoto sistem nggak bisa difoto, nggak bisa dicitrakan wong sistem kok, maka itu saya sering bilang nanganin Covid itu jangan kosmetik jangan pake touch up, nanganin pandemi itu pakai kerja otentik,” tutur Anies, Minggu (22/8).

“(Karena) keliatan di grafik, virusnya difoto nggak bisa pakai atraksi, jadi bangun sistem, bangun data yang benar, nanti terlihat penanganannya benar atau tidak,” lanjutnya.

Anies mengatakan, sebanyak 332 puskesmas di DKI Jakarta sudah saling berkoordinasi untuk membagikan kebutuhan dan mengetahui situasi di lapangan selama menanggulangi pandemi Covid-19.

“Ketika sistem dibangun untuk rapid test, APD, distribusi penanganan Covid sehingga 332 Puskesmas di Jakarta terkoordinasi untuk membagikan kebutuhan dan situasi di lapangan,” katanya.

Anies mengatakan, pihaknya di Jakarta telah menyiapkan sistem penanganan Covid-19 sejak awal pandemi. Sistem tersebut, kata Anies, disusun untuk penanganan Covid-19 dalam jangka panjang.

“Begitu dideklarasikan pandemi ini panjang maka kita harus buat sistem yang rapih, manajemen yang benar, untuk penanganan karena ini bukan sesuatu yang selesai minggu depan bulan depan,” kata Anies.

“Di Jakarta ini program vaksinasi itu ada angkanya nanti saya laporkan, tapi organisasinya berdiri sejak tahun lalu, ketika pandemi datang kami menyeriusi dan membangun sistem karena akan ada durasi yang panjang, begitu pada Maret wabah ini ditetapkan pandemi,” terangnya.

Ditambahkan Anies, pihaknya saat ini terus menggenjot kecepatan vaksinasi Corona.

“Jadi kami beroperasi dengan 60.000 vaksin perhari, lalu digenjot jadi 100.000 lalu dinaikan 200.000 vaksinasi. Gimana caranya 1 kelurahan harus vaksin 1000 orang, RW harus 100 orang, 1 RT 10 harus orang. Tercapailah angka 200.000 lebih perhari,” pungkasnya. (askara.co)

Komentar